LSI Jatim: Popularitas SBY di Jatim Menurun

Reporter

Editor

Kamis, 16 September 2004 17:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jember:Empat hari menjelang pemilu presiden putaran kedua, popularitas pasangan capres Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) di Jawa Timur cenderung mengalami penurunan, sementara pasangan Mega-Hasyim cenderung naik. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) selama tiga kali menjelang pilpres putaran akhir, penurunan tersebut mencapai 11 persen.Menurut Koordinator LSI Jawa Timur, Agur Trihartono MSi, pada survei tanggal 10-12 September 2004 di 24 desa dengan melibatkan 192 responden, jumlah dukungan terhadap SBY-JK tinggal 57,81 persen. Padahal dengan metode survei yang sama yang dilaksanakan pada akhir Juli dan akhir Agustus, jumlah dukungan pada pasangan ini masih mencapai 68 persen dan 60,9 persen. "Sebaliknya, Megawati mengalami kenaikan yang luar biasa menjelang pilpres 20 September mendatang. Kenaikan popularitas capres dari PDIP ini hampir mencapai 13 persen. Rinciannya, pada akhir Juli Megawati hanya mendapat 20 persen dukungan. Sementara pada survei akhir Agustus dan pertengahan September ini meningkat menjadi 27,9 persen dan 32,81 persen," katanya kepada Tempo, Kamis (16/9) pagi.Penurunan popularitas SBY di masyarakat Jawa Timur itu, lanjut Agus, lebih disebabkan adanya perubahan perilaku pemilih dalam menjatuhkan pilihannya. Pada pilpres pertama, pemilih banyak memuja SBY karena faktor kewibawaan, sedangkan faktor lainnya banyak diabaikan. "Nampaknya pada putaran kedua ini pemilih di Jawa Timur tidak lagi menjadikan faktor figur sebagai penentu pilihannya. Perubahan perilaku ini sedikit banyak dipicu oleh beberapa kejadian belakangan ini, seperti stabilnya nilai tukar rupiah dan peledakan bom di Kuningan," ungkapnya.Dari enam alasan yang paling banyak disebut responden, faktor kemampuan mengatasi masalah ekonomi menjadi yang paling diperhitungkan pemilih (22,1 persen). Selanjutnya mampu menciptakan rasa aman dan ketertiban (17,3 persen), figur berwibawa (14,2 persen), perhatian kepada rakyat (9,6 persen), jujur (6,9 persen) dan mampu memberantas KKN (6,3 persen). "Hasil survei LSI terakhir menunjukkan faktor figur hanya menempati urutan ketiga," tambah Agus. Selain faktor tersebut, ungkap dosen FISIP Universitas Jember ini, penurunan popularitas SBY juga banyak disebabkan kalahnya akses kepada publik pemilih dibanding pesaing utamanya. Sebagai presiden yang masih menduduki jabatannya, Megawati memiliki kesempatan yang sangat besar untuk bisa bertemu dengan pendukungnya ketimbang SBY.Meski demikian, kata Agus mengutip hasil survei, penurunan dukungan pada capres SBY bisa dipangkas akibat peledakan bom di Kuningan Jakarta. Meski Megawati bukan diposisikan sebagai presiden yang gagal menciptakan rasa aman, namun SBY lebih dipilih sebagai sosok yang lebih bisa mengatasi persoalan kemananan di Indonesia. Selain itu, pencitraan sebagai ikon perubahan, kata Agus, juga menjadi magnet bagi pendukung setia capres SBY untuk tetap menjatuhkan pilihan pada pilpres 20 September mendatang.Sementara faktor peningkatan dukungan kepada pasangan Megawati-Hasyim Muzadi di Jawa Timur lebih banyak dihasilkan dari kerja mesin politik Koalisi Kebangsaan yang didukung oleh parpol besar seperti Partai Golkar, PPP dan PDS. Diyakini, sumbangan suara dari ketiga parpol ini sangat mendongkrak perolehan suara Mega-Hasyim.Secara umum, meski capres SBY masih diprediksi memenangkan pertarungan pilpres putaran akhir, namun kenaikan popularitas Megawati juga perlu diwaspadai oleh kubu SBY. "Masih ada sekitar 9,38 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya. Tim sukses mana yang bisa bekerja maksimal, maka dialah yang bakal meraup suara mengambang itu," tandas Agus. Mahbub Djunaidy - Tempo

Berita terkait

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

41 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

12 Februari 2024

Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi Presiden Jokowi, TKN Prabowo-Gibran menantang pembuktian pelanggaran Pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

9 Februari 2024

Pemilu 14 Februari 2024, Simak Tata Cara Pencoblosan di TPS

Pemungutan suara dalam Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024 pukul 07.00-13.00 waktu setempat. Ini tata cara pencoblosan di TPS.

Baca Selengkapnya