Dua siswi Sekolah Dasar Negri 13 Sukmajaya menangis pada saat melakukan doa bersama meminta kelancaran dalam mengerjakan Ujian Nasional di Depok, Jawa Barat, (4/5). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Kudus - Dewi Nur Afifah, 12 tahun, sendirian menempuh ujian nasional di ruang kelasnya. Ia adalah satu- satunya siswi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Ditemani dua guru pengawas, dia menjalani hari kedua ujian nasional untuk mata ajaran Matematika, Selasa 7 Mei 2013. "Saya bisa mengerjakan Bahasa Indonesia kemarin dan Matematika hari ini," katanya. "Mudah-mudahan besok bisa mengerjakan IPA."
Dewi tampak tenang mengerjakan soal-soal di hadapannya sekalipun dia menjadi korban konflik internal yayasan pengelola sekolah itu. Konflik berawal Januari lalu. Saat itu Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum masih memiliki 98 siswa, dan 14 siswa di antaranya tercatat Kelas VI. Pangkal konflik adalah reorganisasi dan penghentian Subchan, Kepala MI Nurul Ulum.
Madrasah itu memiliki 12 guru, dan akibat pemecatan itu 10 orang guru di antaranya ikut keluar bersama Subchan. Selain para guru, ada 36 siswa ikut terpengaruh untuk eksodus, termasuk di antaranya 13 siswa kelas VI.
"Saya sebenarnya sudah pernah keluar terpengaruh ajakan guru," kata Dewi.
Tapi karena lokasi sekolah baru cukup jauh, dia kembali. "Dewi saya minta kembali masuk ke MI Nurul Ulum," kata Suharti, orang tua Dewi.
Meski hanya memiliki satu siswa Kelas VI, sekolah itu tak lalu bubar. Madrasah itu mampu merekrut 12 guru baru, pengganti guru yang eksodus.
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
8 Oktober 2021
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.