TEMPO Interaktif, Kendari:Pesantren Ummu Shabri Kendari mendapat kiriman paket sebanyak 500 lembar selebaran yang berisi kampanye negatif terhadap calon presiden dari Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono. Selain selebaran, dalam paket kiriman itu juga terdapat laporan komisi politik Amerika Serikat tentang kondisi Indonesia pasca Pemilu Presiden putaran pertama. Informasi yang dihimpun menyebutkan, kiriman paketselebaran negatif yang diantar seorang petugas kantorpos Kendari itu sampai di tangan pengurus pesantrenpada hari Rabu sekitar pukul 16.30 Wita."Petugas antar kantor pos menitipkan paket selebaranitu kepada karyawan pesantren Ummu Shabri yangbertugas di unit usaha Warung Telekomunikasi (Wartel).Karyawan pesantren itu lalu menyampaikan kirimantersebut kepada saya," kata Pimpinan pesantren UmmuShabri Kendari Baso Suamir kepada Tempo News Room di Kendari,Kamis (9/9).Menurut Baso, alamat pengirim yang tertera pada amploppaket selebaran itu menggunakan alamat kantorIndonesian Corruption Watch (ICW) di Jakarta.Sementara pihak yang mengaku memperbanyak danmenyebarkan laporan komisi politik Amerika Serikattentang kondisi Indonesia pasca Pemilu Presidenputaran pertama adalah Kesatuan Aksi MahasiswaIndonesia.Isi amplop yang diterima pesantren Ummu Shabri ituterdiri atas 500 lembar selebaran bergambar foto SBYdan foto mantan Presiden Soeharto berpakaian dinasTNI. Pada bagian dalam selebaran yang dilipat dua ituterdapat tulisan "JANGAN TERTIPU DENGAN SENYUMJENDERAL" menggunakan tinta merah.Sementara dalam laporan komisi politik Amerika Serikattentang kondisi Indonesia pasca Pemilu Presidenputaran pertama lebih banyak mengupas tentang latarbelakang Cawapres Muhammad Jusuf Kalla dan sejumlahkasus korupsi yang diduga dilakukannya semasa menjabatselaku Menko Kesra."Saya sudah menyerahkan sekaligus melaporkan adanyaselebaran negatif ini kepada Panwaslu SulawesiTenggara untuk segera diselidiki siapa pelakunya,"kata Baso Suamir.Baso mengatakan, pihaknya menduga pelaku yangmengirimkan dan menyebarkan selebaran berisi kampanyenegatif terhadap SBY itu adalah orang-orang yangselama ini dikenal merupakan pesaing mantan MenkoPolkam itu dalam pemilihan presiden.Ia menilai, orang-orang yang membuat dan menyebarkanselebaran itu bisa disimpulkan ketakutan dan khawatirkalah melawan SBY dalam Pemilu Presiden tahap keduasehingga kemudian menempuh cara-cara kotor."Siapa pun dapat dengan mudah mengira-ngira pihak manayang membuat dan menyebarkan selebaran negatif ini,"kata Baso yang juga menjabat selaku Wakil Ketua TimSukses SBY-MJK di Sulawesi Tenggara.Pihak Panwaslu Sulawesi Tenggara ketika dikonfirmasimengatakan sebenarnya sejak dua pekanterakhir mereka sudah berupaya menyelidiki siapa pelaku yangmembuat dan menyebarkan selebaran gelap tersebut."Bersama aparat kepolisian dan jaksa kami bahkan sudahmembentuk tim menyelidiki selebaran yang menyudutkanSBY itu," kata anggota Panwaslu Ramli Akhmad.Menurut Ramli, untuk sementara pihaknya sudah menyitaseluruh selebaran yang diterima pesantren Ummu Shabri.Selain itu, seluruh anggota Panwaslu yang tersebar dilima daerah pemilihan di Sulawesi Tenggara juga telahdiintruksikan untuk terus mengawasi beredarnyaselebaran berisi kampnye negatif tersebut.Secara terpisah, temuan adanya selebaran berisikampanye negatif terhadap pasangan SBY-Kalla itu jugadisampaikan oleh Panwaslu Kota Kendari. AnggotaPanwaslu Wa Ode Siti Heryani mengatakan, pihaknyamenemukan lima lembar selebaran yang bentuk dan isinyasama dengan yang diterima pesantren Ummu Shabri."Kami masih terus melakukan pemantuan karena bisa jadiselebaran-selebaran negatif itu sudah tersebar dimasyarakat," katanya.Ketua Tim Sukses SBY-MJK di Sulawesi TenggaraFachruddin A. Massarampa mengaku sangat menyesalkanadanya selebaran-selebaran berisi kampanye negatifterhadap calon presiden jagoannya."Kalau memang nggak yakin menang melawan SBY, mendingmundur saja dari pencalonan. Jangan pakai cara-carayang tidak fair seperti ini dong," katanya gusar. Dedy Kurniawan - Tempo News Room