Front Mahasiswa Nasional Yogyakarta Tolak Komersialisasi Pendidikan

Reporter

Editor

Rabu, 8 September 2004 15:53 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Sekitar seratus mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Nasional Cabang Yogyakarta menggelar aksi di perempatan kantor Pos Besar Yogyakarta, Rabu (8/9). Menyikapi kondisi pendidikan di Indonesia yang semakin memburuk, para mahasiswa itu menyatakan menolak komersialisasi pendidikan dan menuntut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dicabut.Koordinator Umum Samsudin Nurseha mengatakan, Perguruan Tinggi Negeri yang statusnya sudah menjadi Badan Hukum Milik Negara, memungut uang pangkal jutaan, puluhan hingga ratusan juta rupiah. Pada saat yang sama sekolah-sekolah negeri juga menetapkan biaya masuk yang sangat tinggi. Minimnya alokasi anggaran untuk pendidikan mengakibatkan komersialisasi atau swastanisasi pendidikan dengan kedok otonomi kampus dan sekolah. "Kondisi ini sangat memprihatinkan. Padahal seluruh bangsa ini berhak mendapat pendidikan yang layak. Kalau begini, hanya yang kaya saja yang bisa sekolah," katanya.Kini, lanjut Samsudin, ada enam juta anak terlantar, 50 ribu anak jalanan yang tersebar di 12 kota provinsi dan diperkirakan meningkat 100 persen akibat krisis, ditambah lagi jumlah pekerja anak usia 10-14 tahun yang jumlahnya mencapai 2,1 juta jiwa. "Sebagian dari mereka ini anak putus sekolah dan bahkan ada yang tidak pernah bersekolah sama sekali," jelas Samsudin.Mahalnya biaya pendidik secara otomatis akan meningkatkan angka-angka di atas. Berdasarkan survei UNDP di Asia Tenggara, indeks pembangun manusia (HDI) Indonesia berada di peringkat 111 dari 175. Negara tetangga kita, Singapura menempati peringkat 25, Brunei Darusalam peringkat 33, Malaysia peringkat 59, Thailand peringkat 79 dan Filiphina peringkat 85. Sementara itu angka bebas buta huruf di Indonesia hanya sampai 87,9 persen, jauh dibawah Thailand yang 92, 6 persen.Menurut Samsudin, kondisi pendidikan seperti ini tidak bisa dipisahkan dari peran pemerintah dan legislatif yang belum mau menangani permasalahan ini secara serius. Padahal dari hari keadaan akan semakin memburuk. Pada APBN 2004 saja misalnya, pemerintah dan legislatif memberikan Rp 15,2 triliun atau 4,12 presen dari APBN. LN Idayanie - Tempo News Room

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

13 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

14 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

1 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

6 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

12 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya