TEMPO.CO, Medan - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi meminta pemerintah daerah gencar mengkampanyekan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk bayi. Nafsiah mengatakan, pemberian air susu ibu ekslusif untuk bayi Indonesia saat ini rata-rata 34 persen.
Kementerian Kesehatan, kata Nafsiah menargetkan, pemberian ASI oleh ibu menyusui di angka 80 persen hingga 90 persen. Kesadaran akan pentingnya pemberian ASI, kata dia, akan terus dikampayekan Kementerian yang dia pimpin.
Nafsiah mengatakan, dia mendengar kejadian di beberapa tempat, pemberian ASI eksklusif sengaja tidak dilakukan para ibu." Ada bidan yang dibayar oleh ibu untuk memberikan susu formula kepada bayi. Itu melanggar undang undang," kata Nafsiah saat acara silahturahmi bersama pemangku kesehatan se-Sumatera Utara di Medan, Jumat 26 April 2013.
Nafsiah menjelaskan, rendahnya prosentase pemberian air susu ibu harus menjadi perhatian semua pihak. "Kalau benar hanya 34 persen, pasti ini ada main. Ini kriminal. Jangan ada bidan melacurkan diri dan tidak memberikan hak anak," ujar Nafsiah.
Salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan abad milenium, kata Nafsiah, adalah angka pemberian air susu ibu dan penurunan angka penularan HIV/AIDS. "Dinas Kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota, saya minta meningkatkan pelayanan kesehatan untuk pencapaian millenium development goal's 2015. Pemerintah daerah fokus meningkatkan persentase pemberian ASI ekslusif dan penularan AIDS," kata Nafsiah.
Secara khusus Menkes juga mengomentari angka kasus HIV/ AIDS yang cenderung meningkat pesat di Sumatera Utara. Pada 1994 kasus AIDS tercatat 41 kejadian dan meningkat menjadi 1.216 kasus pada 2012. " Ini sangat menyedihkan. Di Sumut hanya 17 dari 33 kabupaten/ kota yang memiliki unit pelayanan HIV/AIDS. Mohon pemerintah daerah alokasikan anggaran yang cukup," ujarnya.