TNI Selidiki Kaitan Puteh dan GAM

Reporter

Editor

Selasa, 7 September 2004 10:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengaku sedang menyelidiki keterlibatan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Abdullah Puteh dalam Gerakan Aceh Merdeka. Berdasarkan pengakuan anggota GAM yang telah tertangkap, katanya, Puteh bahkan telah berhubungan dengan gerakan separatis itu sebelum menjadi gubernur."Kami sedang meneliti kebenaran pengakuan anggota GAM itu," kata Sutarto setelah bertemu dengan para kepala staf angkatan se-ASEAN di Jakarta kemarin.Sutarto mengatakan, TNI akan terus menindaklanjuti informasi itu dan menyelesaikannya secara hukum. Kendati begitu, ia mengaku belum mengetahui informasi lebih detail soal ini. "Biarkan hukum yang melakukan proses selanjutnya," tuturnya.Masalah itu disinggung dalam rapat DPR dengan pemerintah yang sebenarnya membahas perkembangan tiga bulan darurat sipil di Aceh, Senin malam. Menko Polkam Hari Sabarno, Menko Kesra ad interim Malik Fadjar, Panglima TNI Sutarto, Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar, dan Kepala BIN Hendropriyono hadir dalam rapat tersebut.Seusai rapat tertutup selama dua jam lebih sejak pukul 19.45 WIB, Hari Sabarno mengatakan, pernyataan Panglima TNI itu belum bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan, karena sumber informasinya dari anggota GAM yang tertangkap. "Jadi, belum terlalu kuat untuk melakukan penyelidikan atau penyidikan," kata Hari.Berdasarkan laporan aparat di Aceh, dugaan keterlibatan Puteh muncul dari pengakuan Gumarni (asisten pribadi Panglima GAM Muzakir Manaf) dan Sayed Mustafa (koordinator GAM wilayah Mereuhom Daya dan Aceh Selatan). Dalam pengakuan tertanggal 28 April, Gumarni mengaku telah mengenal Puteh sejak 2002.Gumarni, pada laporan itu, mengaku bertemu dengan Puteh di Bandara Polonia, Medan, dan tiga kali di Hotel Mandarin, Jakarta. Pada pertemuan September 2003 di Jakarta, Gumarni ditulis mengaku mendapatkan Rp 5 juta dari Puteh. Pertemuan serupa dilakukan pada Januari 2004 dan Gumarni memperoleh Rp 10 juta.Masih menurut laporan itu, pengakuan tentang keterlibatan Puteh juga dinyatakan Sayed Mustafa pada 7 Mei 2004. Sayed ditulis mengaku bahwa Puteh pernah memberikan uang kepadanya Rp 5 juta pada 1999 di Hotel Grand Melia, Jakarta. Pertemuan itu dilakukan atas perintah Perdana Menteri GAM Malik Mahmud di Swedia.Pada laporan yang sama ditulis bahwa Puteh meminta Sayed menghubungkannya dengan Malik Mahmud guna kepentingan pencalonannya sebagai gubernur. Puteh ditulis memberikan uang Rp 5 juta kepada Sayed. Tiga hari setelah itu, Sayed mendapatkan persetujuan Malik untuk bertemu Puteh di Singapura. "Puteh lalu menyiapkan tiket pesawat Singapore Airlines dan paspor untuk Sayed Mustafa dengan nama samaran Asri Azis," demikian tertulis dalam laporan yang diperoleh Tempo dari seorang perwira TNI. Pada bagian akhir laporan ditulis bahwa Puteh telah melakukan tindakan makar.Mantan Sekretaris Menko Polkam Sudi Silalahi menyatakan, indikasi keterlibatan Puteh dalam GAM telah tercium sejak Tim Monitoring Terpadu yang ia pimpin bekerja di Aceh. Berdasarkan laporan yang dikumpulkan, menurut dia, terdapat hubungan yang signifikan antara Puteh dan GAM. "Tetapi, data dan fakta itu tidak digubris (pemerintah)," kata Sudi yang kini menjadi anggota tim duet Yudhoyono-Jusuf Kalla.Abdullah Puteh hingga berita ini diturunkan belum bisa dimintai konfirmasi. Kepada Tempo yang datang ke pendopo kediaman resmi Gubernur Aceh, ajudannya mengabarkan bahwa Puteh belum bersedia diwawancarai. Dihubungi beberapa kali, Puteh juga tidak mengangkat telepon selulernya.Panglima GAM Wilayah Aceh Timur Teungku Ishak Daud mengakui bahwa GAM beberapa kali memperoleh sumbangan dana dari Puteh. "Pada 1996 hingga tahun 2000, Puteh memberi dana perjuangan kepada kami," kata Ishak melalui telepon satelit. Ishak menambahkan, selain memberi sejumlah dana ke GAM wilayah Aceh Timur, Puteh kerap memberi dana serupa kepada Panglima GAM wilayah lain di Aceh. Ia menambahkan, saat memberikan dana, Puteh selalu meminta GAM mendukungnya menjadi gubernur. Ia juga membenarkan adanya pertemuan Puteh dengan Malik Mahmud di Singapura pada 1999. cahyo junaedy/sunariah/yuswardi/nafi

Berita terkait

Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif

8 September 2023

Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif

Dirreskrimsus Polda Aceh, Kombes Winardy sebut 2 senpi jenis M-16 yang diserahkan warga Pidie pekan lalu masih aktif.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024, 15 Mantan Narapidana Korupsi Masuk DCS DPR dan DPD RI

27 Agustus 2023

Pemilu 2024, 15 Mantan Narapidana Korupsi Masuk DCS DPR dan DPD RI

Sebanyak 15 mantan narapidana kasus korupsi masuk ke DCS DPR dan DPD RI untuk Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kejati Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Dana Sekretariat DPRD Papua Barat

23 Agustus 2023

Kejati Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Dana Sekretariat DPRD Papua Barat

Kejati Papua Barat sebelumnya telah menahan FKM mantan Sekretaris DPR pada Kamis malam, 27 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Jejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan

25 Juni 2023

Jejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan

Bukti pelanggaran HAM Berat yang terjadi di Rumoh Geudong dirobohkan. Berikut peristiwa sejarah yang terjadi di Rumah Geudong.

Baca Selengkapnya

Ketua Bamus Betawi Minta Anak Muda Betawi Teladani Haji Lulung

16 Desember 2022

Ketua Bamus Betawi Minta Anak Muda Betawi Teladani Haji Lulung

Ketua Bamus Betawi Riano P Ahmad menilai almarhum Haji Lulung sosok yang pemberani

Baca Selengkapnya

18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh

29 Desember 2021

18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh

Jurnalis RCTI, Sory Ersa Siregar tewas dalam konflik bersenjata di Aceh pada 29 Desember 2003.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Usut Dugaan Korupsi APBN di Dinas Tanaman Pangan Sumut

4 Juli 2020

Kejaksaan Usut Dugaan Korupsi APBN di Dinas Tanaman Pangan Sumut

Korupsi dalam proyek pengadaan tersebut diduga merugikan APBN sebesar Rp 24 miliar dan APBD Sumut Rp 4 miliar.

Baca Selengkapnya

Kasus Penipuan, Abdullah Puteh Divonis 1,5 Tahun Penjara

10 September 2019

Kasus Penipuan, Abdullah Puteh Divonis 1,5 Tahun Penjara

Abdullah Puteh dianggap terbukti bersalah dalam kasus penipuan terhadap rekan bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Respons Kemendagri soal Usulan Kenaikan Gaji Kepala Daerah

7 Desember 2018

Respons Kemendagri soal Usulan Kenaikan Gaji Kepala Daerah

Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya mengusulkan agar pemerintah mengkaji remunerasi bagi kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Kasus Nur Mahmudi Ismail, Mantan Sekda Depok Hari Ini Diperiksa

12 September 2018

Kasus Nur Mahmudi Ismail, Mantan Sekda Depok Hari Ini Diperiksa

Dua mantan pejabat Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail dan Harry Prihanto, dituduh merugikan negara Rp 10,7 miliar dalam korupsi proyek Jalan Nangka.

Baca Selengkapnya