TEMPO Interaktif, Semarang:Sebagai bentuk solidaritas terhadap pelarangan symbol-simbol agama termasuk jilbab, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Muslimah Semarang Sabtu (4/9) menggelar unjuk rasa di bundaran air mancur jalan Pahlawan Semarang. Aksi unjuk rasa ini mereka sebut sebagai hari solidaritas jilbab internasional. Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah memberikan jaminan kemerdekaan dalam menjalankan agama. Mereka juga mengutuk pemerintah negara-negara yang melarang penggunaan jilbab yang dikatakan sebagai hak asasi umat Islam. Mereka menyebutkan beberapa negara yang melarang penggunaan jilbab seperti Turki, Perancis dan beberapa negara lain. "Kalau sekarang beberapa pemerintah negara melarang penggunaan jilbab, mereka telah melanggar hak asasi umat islam dalam menjalankan agamanya. Kami mengutuk keras pelarangan itu," kata Retno Handayani, juru bicara aksi kepada wartawan.Menurut Retno, penggunaan jilbab bukan sekedar trend busana tapi kewajiban untuk umat islam. Menjalankan agama, termasuk memakai jilbab adalah hak semua umat Islam terutama para muslimah. "Stop pengekangan HAM dengan melarang memakai jilbab dimanapun berada!!," kata Retno disambut teriakan Allahu Akbar para pengunjuk rasa yang lain.Dikatakan pula oleh Retno, meski pemerintah Indonesia telah memberikan kebebasan dalam mengenakan jilbab, namun dalam praktek kehidupan sehari-hari masih banyak pengekangan. Dia mencontohkan masih banyaknya intimidasi untuk membuka jilbab sekedar untuk ijazah atau memasuki lapangan kerja baru. Untuk bisa diterima atau melakukan rangkaian kegiatan atau persyaratan tertentu mereka harus membuka jibab mereka. "Saya pernah mengalami itu waktu di sekolah dulu. Contoh nyata lainnya ketika menempati sebuah posisi pekerjaan, mereka dipaksa mengorbankan jilbab sebagai identitas perempuan islam," katanya.Dengan kondisi seperti ini, mereka akan bertekad untuk terus memperjuangkan kebebasan untuk memakai jilbab. Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh umat muslim.Selain membagikan kertas berisi pernyataan sikap mereka pun membawa beberapa poster yang mengecam pelarangan jilbab tersebut. Aksi itu mereka tutup dengan membacakan pernyataan sikap dan tuntutan dan diakhiri dengan doa. Para mahasiswi yang mengenakan jilbab besar itu kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah berunjuk rasa kurang lebih selama 1 jam. Dian Yuliastuti - Tempo