TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Timur, Ali Mudji, mengatakan keputusan final partainya soal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Agustus 2013 mendatang sudah hampir final.
Ali mengaku sudah mendengar kabar bahwa Pengurus Pusat PDIP akan menetapkan paket pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan didukung. “Mungkin dalam satu dua hari ini,” kata Ali, Kamis, 18 April 2013.
Menurut Ali, ada dua pasangan calon yang mungkin ditetapkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Keduanya yaitu duet Khofifah Indar Parawansa-Bambang Dwi Hartono atau Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah.
Pasangan Khofifah-Bambang, kata Ali, merupakan duet yang paling berpeluang mengalahkan pasangan inkumben, Soekarwo-Saifullah Yusuf. Adapun duet Bambang-Said merupakan alternatif bila Mega menginginkan kadernya sendiri yang maju. Bambang kini menjabat Wakil Wali Kota Surabaya, sedangkan Said anggota Fraksi PDIP DPR asal Pamekasan.
Ali menyadari besarnya tantangan PDIP untuk memenangkan jagonya di Jawa Timur. Sampai saat ini arus bawah PDIP masih terpecah sebagai imbas dari perseteruan antara Ketua PDIP Jawa Timur Sirmadji Tjondropragolo dan Ketua PDIP Malang Peni Suparto.
Untuk konsolidasi dan pemenangan pemilu, Ali Mudji meminta DPP PDIP menunjuk Pramono Anung menjadi komandan lapangan pemilihan Gubernur Jawa Timur. Pramono, yang kini menjabat Wakil Ketua DPR, dianggap mampu menyatukan kekuatan partai yang tercerai berai.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga Hotman Siahaan menilai, bila Mega sampai memberi rekomendasi kepada Khofifah, berarti dia akan mengulangi kesalahannya pada pilkada Jawa Timur pada 2008 lalu. Ketika itu Khofifah yang maju sebagai calon gubenur juga mendapat dukungan Mega.
Namun, pada saat pemilihan presiden 2009, Khofifah justru tidak mau mendukung Mega. Politikus yang pernah aktif di Partai Kebangkitan Bangsa itu justru mendukung Jusuf Kalla.
”Sekarang apa yang diinginkan PDIP? Berpikir pragmatis ataukah konsolidasi partai demi pemilihan umum nasional yang tidak lama lagi?” ujar Hotman. Dia berharap PDIP mencalonkan kadernya sendiri seperti pemilihan gubernur di Jawa Barat, Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Alasannya, kekuatan PDIP di Jawa Timur cukup besar. ”Mengapa PDIP tidak percaya dengan kader sendiri?” ucap Hotman.