Pembunuhan Hugo's Cafe Diminta Diusut Tuntas  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 9 April 2013 17:03 WIB

Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) se-Malang melakukan aksi mengecam penembakan 4 tahanan di lapas Cebongan Sleman di depan Museum Brawijaya, Malang, Jawa Timur (27/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga dari empat korban tewas penyerangan dan penembakan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, menuntut pengusutan kasus pengeroyokan dan pembunuhan terhadap Sersan Kepala Heru Santoso di Hugo's Cafe, pada 19 Maret 2013. Mereka didampingi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)

Keluarga korban dan Kontras menilai peristiwa di Hugo's Cafe merupakan awal mula kasus penyerangan di LP Cebongan, 23 Maret lalu. "Kami khawatir meninggalnya empat korban di Cebongan ini malah membuat kasus di Hugo's Cafe berhenti penyidikannya," kata Koordinator Kontras, Haris Azhar, di kantornya, Selasa, 9 April 2013.

Empat tahanan titipan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta tewas diberondong peluru seorang eksekutur, satu di antara sembilan anggota Komando Pasukan Khusus Grup II Kandang Menjangan, Kartasura, Jawa Tengah, pada Sabtu dinihari, 23 Maret 2013. Para korban adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki (31), Yohanis Juan Manbait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33).

Pada, Kamis, 4 April 2013, Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigadir Jenderal Unggul Yudhoyono menyatakan 11 anggota Kopassus Grup II terlibat pembunuhan itu. Dari 11 anggota Kopassus, ada dua yang tidak ikut aksi penyerangan. Keduanya bermaksud mencegah dan menggagalkan aksi sembilan teman mereka. Tim investigasi menyebut anggota Kopassus berinisial U sebagai penembak keempat korban.

Haris meminta polisi segera melanjutkan penyidikan, termasuk membuka rekaman kamera pengawas atau CCTV di Hugo's Cafe saat pembunuhan Heru terjadi. Haris menduga polisi yang sudah mengantongi rekaman CCTV itu menyembunyikan fakta. "Hugo's Cafe saat itu isinya bukan lima orang itu saja, masih banyak. Polisi punya utang fakta dalam kejadian ini," ujar Haris.

Dalam kesempatan yang sama, Victor Mambait, keluarga dari korban Yohanes Juan Mambait, mengaku sampai saat ini belum memperoleh kabar yang jelas soal peristiwa Cebongan dan Hugo's Cafe. Dia mengaku akan memperjuangkan fakta di balik peristiwa pembunuhan adik kandungnya.

Senada dengan Victor, Jorhan Hans Kaja, saudara mendiang Hendrik Angel Sahetapi, mengaku belum memperoleh informasi dari Polres Sleman atau Polda Yogyakarta terkait kelanjutan kasus Hugo's Cafe. Hans kecewa dengan polisi yang tidak mampu melindungi warga, bahkan orang yang sudah berstatus tahanan. "Bukan kami saja yang menjadi korban, tapi keluarga Santoso juga korban. Mereka berhak mendapat kejelasan," tutur Hans.

Kontras berencana memfasilitasi keluarga korban untuk mendorong pengusutan kasus Hugo's Cafe. Kontras akan mengagendakan pertemuan dengan Mabes Polri. Selain itu Kontras akan mengajak keluarga korban Cebongan untuk bertemu Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Presiden. "Kami juga berusaha bertemu TNI Angkatan Darat dan Kopassus, bagaimana pun caranya," kata Haris.

INDRA WIJAYA

Berita terkait

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

10 April 2019

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

Rencana ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa sudah kerap didengungkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

9 Desember 2017

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

Kontras mengungkapkan aparat keamanan diduga menjadi aktor dominan kasus pelanggaran HAM di Sumatera Utara. Kontras menyoroti praktek tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

7 Desember 2017

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

KontraS menyebutkan kasus La Gode merupakan teguran yang tepat begi profesionalisme TNI

Baca Selengkapnya

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

7 Desember 2017

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

Kasus La Gode menjadi perhatian KontraS.

Baca Selengkapnya

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

6 Desember 2017

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

Kontras menemukan bukti bahwa La Gode sempat menemui istrinya pada masa pelariannya. La Gode menceritakan kekerasan yang dialaminya.

Baca Selengkapnya

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

1 Desember 2017

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

Kontras berharap penyelidikan kasus kematian La Gode berjalan transparan, obyektif dan akuntabel.

Baca Selengkapnya

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

29 Oktober 2017

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

Kontras meluncurkan film dokumenter tentang Yusman Telaumbanua, pemuda Nias yang divonis hukuman mati oleh pengadilan.

Baca Selengkapnya

Kontras Usulkan Komisi Kepresidenan untuk Tuntaskan Kasus HAM

24 Oktober 2017

Kontras Usulkan Komisi Kepresidenan untuk Tuntaskan Kasus HAM

Komisi Kepresidenan dinilai akan memudahkan Presiden Jokowi dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat.

Baca Selengkapnya

Tolak Lupa, Kontras Ajak Warga Piknik ke Lokasi Tragedi Semanggi  

18 September 2017

Tolak Lupa, Kontras Ajak Warga Piknik ke Lokasi Tragedi Semanggi  

Kegiatan ini mengajak masyarakat dan anak muda agar selalu mengingat kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sekaligus membangun kesadaran pada kasus HAM.

Baca Selengkapnya

Kontras : Film G 30S PKI Tak Ada Persepsi Korban Tragedi 1965

17 September 2017

Kontras : Film G 30S PKI Tak Ada Persepsi Korban Tragedi 1965

Film pengkhianatan G 30S PKI dinilai dibuat hanya dengan sudut pandang pemerintah.

Baca Selengkapnya