Seorang caleg perempuan melobangi tanah untuk menanam pohon di Taman Rawasari, Jakarta, Jum'at (6/3). Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Partai Demokrat Esther Mandalawaty mendorong calon legislator yang akan bertarung berebut suara pemilih di Pemilu 2014 mendatang tidak hanya bermodalkan uang dan penampilan. Secara khusus, dia meminta caleg perempuan yang maju harus cerdas.
"Saya sedih kalau banyak caleg perempuan tidak pintar. Yang penting harus cerdas, bukan hanya pintar berdandan," kata Esther dalam diskusi bertajuk "Pencegahan Dini Caleg Bermasalah bagi Parpol" di gedung KPU, Jakarta, Jumat, 5 April 2013.
Esther juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi ikut aktif memperketat persyaratan calon anggota legislatif. "Agar nanti jangan ada ribut-ribut soal ijazah palsu," ujarnya.
Dia juga mengatakan selain status akademik, KPU harus memperketat seleksi mengenai status seorang caleg. "Jangan sampai nanti baru ketahuan ternyata istrinya banyak," ucapnya.
Esther juga mengkritik banyaknya caleg yang bisa duduk di parlemen hanya karena faktor ekonomi. Mereka punya uang banyak untuk membiayai kampanye jor-joran. "Lebih baik tidak usah jadi caleg kalau seperti itu," ujarnya.
Esther berencana menggelar seminar khusus untuk seluruh kader parpol perempuan dengan mengusung tema bagaimana menjadi caleg cerdas. "Harus ada pendidikan politik khusus untuk membentuk caleg yang pantas menjadi wakil rakyat," katanya.
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.