Ratusan anggota Forum Komunikasi Masyarakat Nusa Tenggara Timur (FKM-NTT) se-Malang menyalakan lilin saat melakukan aksi mengecam dan mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus penembakan 4 tahanan Lapas Cebongan, Sleman di depan Museum Brawijaya, Malang, Jawa Timur (27/3). TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Sleman - Polisi terus menggarap pembuatan sketsa wajah pelaku penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu 23 Maret lalu. Sketsa itu dijanjikan kepolisian akan disebarkan ke masyarakat untuk menemukan informasi keberadaan orang yang digambar.
Namun, polisi masih menyempurnakan sketsa wajah itu. Karena memang tidak mudah untuk membuat sketsa hanya berdasarkan keterangan saksi yang melihat wajah penyerang saat penyerang membuka tutup muka.
"Membuat sketsa wajah tidak mudah karena ada yang oval, ada juga yang segi empat," kata juru bicara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti, Selasa, 2 April 2013.
Pembuatan sketsa wajah jika sudah selesai akan disodorkan kepada saksi yang melihat wajah pelaku penyerangan saat kejadian. Sehingga membutuhkan kerja ekstra. Selain itu, para saksi yang melihat pun juga tidak bisa melihat pelaku dengan saksama. Sehingga kesaksiannya perlu dicek ulang lagi dengan sketsa yang sudah dibuat.
Lalu, pembuatan sketsa setelah dari wajah maka akan dibuat mata, alis, hidung, mulut, dagu. Jika sketsa yang sudah dibuat lalu disodorkan kepada saksi namun tidak cocok, akan diubah kembali. Sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. "Penyidik sedang bekerja, kita tunggu perkembangan dan hasilnya," kata dia.