TEMPO.CO, Yogyakarta - Anggota Ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya Yogyakarta membawa jenazah sutradara kelompok kesenian tradisional ini, Sentot Wijaya, ke kantor Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 1 April 2013. Aksi ini sebagai protes karena mereka gagal memakamkan Sentot di pemakaman Dusun Balong Bayen, Desa Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman.
Padahal Sentot wafat dalam usia 72 tahun, tiga hari sebelumnya. "Seharusnya sekarang sudah doa tiga hari almarhum," kata Risang Yuwono, anggota ketoprak kemarin. Menurut dia, perangkat desa menolak jenazah Sentot dimakamkan di wilayah itu. “Dengan alasan bukan warga asli.”
Dia menjelaskan, seniman Ketoprak Tobong bak pemain sirkus yang berkeliling dari desa-ke desa. Adapun Sentot yang sudah 32 tahun menggeluti kesenian itu berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. ”Pak Sentot KTP-nya terakhir 1994. Tidak diperpanjang lagi setelah itu,” katanya. Selama di Ketoprak Tobong, Sentot tinggal di dusun itu bersama anggota lain.
Menurut Risang, harga tanah di pemakaman itu tak terjangkau kas Ketoprak Tobong. Di kantor Dinas Pariwisata mereka mendapat dana saweran Rp 200 ribu. Sebelumnya warga desa mengumpulkan dana Rp 300 ribu. “Warga desa justru memberi simpati dan membantu biaya pemakaman,” ujar Risang. Akhirnya, dengan bantuan dari sejumlah kelompok bisa diperoleh tempat pemakaman umum Cokrowijayan Gamping Sleman, 20 kilometer dari tempat tinggal Sentot, seharga Rp 2,5 juta.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Gusti Bendoro Pangeran Hario Yudhaningrat menyesalkan penolakan pemakaman jenazah Sentot. “Tidak seharusnya perlakuan kepada seniman sampai seperti itu. Harus diberi solusi oleh pemerintah kabupaten setempat,” kata adik tiri Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X itu.
Yudhaningrat menjelaskan Sultan Hamengku Buwono IX mewakafkan tanah Sultan Ground yang kini mejadi Taman Makam Seniman Giri Sapto di Imogiri. Pengelola makam seniman itu keluarga seniman Saptohoedojo. ”Seharusnya bisa diarahkan ke sana,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi
Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan
Pelaku Penyerangan Penjara Sleman Mulai Terkuak
Malam Jahanam di Cebongan
'Jangan Terpancing Cebongan Versi Idjon Djanbi'
Akun Idjon Djanbi Bisa Ubah Persepsi Publik
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
10 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
13 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
50 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
54 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
58 hari lalu
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaMenjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga
2 Maret 2024
Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaButet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan
15 Januari 2024
Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca Selengkapnya