Sebuah mobil water canon berusaha memadamkan api yang melalap Kantor Walikota Palopo saat terjadi kerusuhan di Palopo, Sulawesi Selatan, (31/3). ANTARA/Awaluddin
TEMPO.CO, Palopo - Kerusuhan yang meluluh lantakkan Kota Palopo, Sulawesi Selatan, menurut polisi, sama sekali tidak diperkirakan. Massa mengamuk setelah mendengar pengumuman hasil sidang pleno Komisi Pemilihan Umum pada Minggu, 31 Maret 2013.
Sebelumnya, KPU Palopo menetapkan pasangan Judas Amir-Ahmad Syarifuddin (JA) sebagai pemenang pemilihan walikota dengan perolehan 37.469 suara. Adapun rivalnya, pasangan Haidir Basir-Thamrin Jufri (HATI) meraih 36.731 suara. Selisih antara keduanya hanya 738 suara.
Kepala Polisi Resort Palopo, Ajun Komisaris Besar, Endang Rasyidin, mengaku prihatin dengan kondisi itu. Dia mengaku kecolongan lantaran petugas berkonsentrasi di KPU.
Endang mengatakan, massa yang tidak puas dengan hasil pilwalkot seharusnya mengikuti proses yang ada. Dia mengatakan, saat ini Palopo dalam keadaan siaga satu. " Kami sudah meminta tambahan pengamanan 2 SSK Brimob Polda Sulsel," katanya.
Dia mengimbau kepada massa untuk tetap tenang. Massa yang mencoba berbuat anarkis akan ditindak oleh petugas. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini namun satu orang diamankan pihak kepolisian karena diduga sebagai provokator.
Dalam mengamankan pilwalkot Palopo, Polres Palopo diback up oleh tiga Polres tetangga dan Kodim 721. Termasuk Brimob Baebunta. Hingga pukul 16.00 wita, keadaan Palopo sudah kondusif.