TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tulisan yang menguraikan insiden penyerangan LP Cebongan muncul di Facebook dan menyebar luas melalui media sosial. Tulisan yang menggunakan akun Idjon Djanbi itu menguraikan apa yang disebutnya sebagai fakta, bukti, dan urutan kejadian kasus penyerangan empat tahanan LP Cebongan, Sleman, yang terjadi pada Sabtu, 23 Maret 2013.
Dalam tulisan berjudul Penyerangan LP Sleman adalah Aparat Kepolisian, penulis dengan akun Idjon Djanbi menyatakan bahwa kasus LP Sleman sebenarnya adalah kasus perseteruan antarbandar narkoba yang melibatkan dua kelompok di kepolisian.
Belum diketahui siapa orang di balik akun Idjon Djanbi. Yang jelas, Idjon Djambi bukanlah nama asing di kalangan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dia adalah komandan pertama pasukan elite TNI AD.
Dinukil dari buku Pengabdian Korps Baret Merah Abad XX yang diterbitkan Kopassus pada tahun 2000, disebutkan Mayor (Inf) Idjon Djanbi adalah komandan pertama Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III (Kesko TT III) pada 1952-1956. Kesko TT III adalah nama Kopassus saat itu. Kesatuan ini digagas beberapa tahun sebelumnya oleh Panglima TT III Kolonel (Inf) Alex Kawilarang, dan Letnan Kolonel (Inf) Slamet Riyadi.
Dalam perkembangannya, nama pasukan khusus TNI AD memang pernah berganti beberapa kali. Sebelum disebut Kopassus, kesatuan elite ini pernah juga bernama Korps Komando Angkatan Darat (KKAD), Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Resimen Para Komando Angkatan Darat (Menparkoad), Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD), Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandda), dan Kopassus.
Idjon Djanbi adalah seorang bekas anggota tentara kerajaan Hindia-Belanda atau Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) yang memilih menjadi warga negara Indonesia. Dia lahir di Kanada sekitar 1915 dan mempunyai nama asli Rokus Bernardus Visser. Setelah berganti kewarganegaraan, dia menggunakan nama Mochammad Idjon Djanbi.
Nama Idjon Djanbi kini diabadikan sebagai nama Kesatrian di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
AMIRULLAH
Berita lainnya:
TNI AD Bentuk Tim Investigasi Penyerbuan Cebongan
Siapa yang Mendanai KLB Demokrat?
Mubarok Prediksi SBY Tolak Jabatan Ketua Umum
TNI AD Masih Pakai Peluru Berkaliber 7,62 Mm
Berita terkait
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum
14 hari lalu
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa
14 hari lalu
Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan
16 hari lalu
Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya
16 hari lalu
Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki
16 hari lalu
Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan
16 hari lalu
Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong
Baca SelengkapnyaRangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong
16 hari lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong
Baca SelengkapnyaSebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri
16 hari lalu
Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum
16 hari lalu
Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi
17 hari lalu
Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.
Baca Selengkapnya