TEMPO.CO, Jakarta - Istana Negara menegaskan memang sengaja membatalkan agenda Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri dan membuka Kongres Himpunan Mahasiswa Islam hari ini Jumat 15 Maret 2013. Pembatalan ini terpaksa dilakukan karena panitia acara dan pengurus HMI tidak bisa menjamin kongres di Asrama Haji Pondok Gede itu akan berlangsung secara kondusif, tertib, dan aman.
Menurut juru bicara presiden, Julian Pasha, pembatalan juga tidak diberitahukan secara tiba-tiba. Menurutnya, SBY sudah menerima informasi sejak pekan lalu soal adanya dua kubu yang berbeda pandangan di internal HMI menyikapi kehadiran SBY.
Informasi tersebut juga sudah dikonfirmasi presiden kepada beberapa menteri yang memiliki relasi dengan HMI. Para menteri tersebut, menurut Julian, menegaskan bahwa kondisi kongres HMI yang berpotensi koflik tidak memenuhi syarat agar suatu acara organisasi dihadiri pemimpin negara.
"Saya tegaskan ini bukan pembatalan dalam arti presiden ditolak. Jauh hari sebelumya presiden telah putuskan tidak hadir dalam kongres HMI," kata Julian Pasha, Jumat, 15 Maret 2013.
Julian menyatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, SBY selalu hadir dalam kongres HMI karena adanya jaminan kongres bakal berlangsung damai, tertib, aman dan kondusif. Meski tak hadir, Julian menegaskan bahwa SBY berharap kongres HMI ke-28 dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan.
Belakangan, karena perbedaan pandangan internal, HMI mengklaim merekalah yang membatalkan undangan untuk SBY. "Ada dua alasan," kata Noer. Pertama, HMI tidak ingin presiden sebagai Kepala Negara dilecehkan oleh pihak yang tak senang dengan kehadirannya. "Kedua, kami ingin menjaga silaturahmi dengan keluarga besar," kata Noer.