TNI Nyatakan Pembakaran Polres OKU Tak Terencana  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 12 Maret 2013 14:00 WIB

Api melalap kantor Mapolres OKU setelah serangan oknum TNI AD, di Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel, Kamis (7/3). ANTARA/Nila Fu'adi

TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Darat membantah aksi pembakaran Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sudah terencana sebelumnya. Temuan sementara tim investigasi TNI menyebutkan aksi itu terjadi di luar kendali.

"Kalau terencana, bisa-bisa banyak yang tewas," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal Rukman Ahmad, kepada Tempo, Selasa, 12 Maret 2013. Peristiwa pembakaran itu, menurut Rukman, bermula dari kesalahpahaman di lapangan.

Sebelumnya, Inspektur Pengawasan Umum Markas Besar Kepolisian RI, Komisaris Fajar Prihantoro, mengatakan, dia mendapat informasi bahwa anggota Batalion Armed tersebut sempat berkonsultasi dengan komandannya, Mayor Ifien Anindra, Komandan Batalion Armed 76/15 Tarik Martapura.

Mereka mempertanyakan perkembangan pengusutan tewasnya anggota TNI, Prajurit Satu Heru Oktavianus, ke Polres. Heru tertembak oleh Brigadir Wijaya, anggota Polres OKU, pada 27 Januari lalu. "Mereka datang bertanya kepada komandannya. 'Ini sudah 40 hari. Kok, tidak ada penyelesaiannya'," kata Fajar, Sabtu lalu, 9 Maret 2013.

Rukman membenarkan Mayor Ifien mengetahui rencana pasukannya untuk pergi Polres OKU. "Tapi dia sudah melarang," kata dia. Situasi yang kemudian terjadi berubah tak terkendali. "Jadi itu sama sekali tidak direncanakan," kata dia.

Temuan tim investigasi TNI, kata Rukman, juga mengindikasikan hal serupa. "Pembakaran itu harus diusut, dan pelakunya juga harus dihukum," kata dia.

Sebelumnya, Mapolres OKU dibakar oleh sekitar 100 anggota Batalion Armed pada Kamis, 7 Maret 2013. Peristiwa Kamis pagi itu hampir dipastikan buntut dari insiden 27 Januari 2013. Ketika itu, Brigadir Wijaya dan Pratu Heru Oktavianus terlibat adu mulut yang berujung pada tewasnya Heru akibat timah panas. Wijaya adalah anggota Polantas Polres OKU, sedangkan Heru berasal dari Batalion 76/15 Armed Tarik Martapura.

Kasus Brigadir Wijaya sendiri sudah diusut oleh kepolisian. Dia terancam hukuman 15 tahun penjara. Sedangkan TNI juga berjanji mengusut para pelaku pembakaran Mapolres OKU. "Kejadian itu di luar kendali, dan harus diusut. Hukuman akan diberikan pada mereka yang dipastikan terlibat," ujar Rukman.

SUBKHAN JUSUF HAKIM

Berita terkait

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.

Baca Selengkapnya

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.

Baca Selengkapnya

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

21 Juli 2018

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

Penerbang TNI AD yang telah menjalani pelatihan di Amerika selama 10 bulan sudah punya kemampuan menerbangkan Helikopter Apache.

Baca Selengkapnya

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

21 Juli 2018

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

Dibandrol dengan harga Rp 500 juta, helm pilot Helikopter Apache memiliki teknologi mutakhir. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?

21 Juli 2018

Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?

Kecanggihan helikopter Apache AH 64 milik TNI Angkatan Darat tidak hanya terletak pada unitnya. Helmnya pun canggih.

Baca Selengkapnya