TEMPO.CO, Jakarta - Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri (Densus 88) sering dikritik karena kerap menembak mati tersangka teroris dalam sebuah operasi. Selama masih bisa dilumpuhkan, mengapa tidak menangkap hidup-hidup? Bukankah dengan menangkap hidup-hidup tersangka, banyak informasi berharga yang bisa didapatkan? Begitu kira-kira gugatan yang sering terdengar terhadap Densus 88.
Pengamat kepolisian dari Universitas Padjajaran, Muradi, mengatakan keputusan Densus 88 terhadap dinamika di lapangan saat operasi sudah diperhitungkan matang-matang. Ini termasuk apakah tersangka ditembak mati atau ditangkap hidup-hidup.
Semua perhitungan itu sangat mengandalkan informasi intelijen. "Mereka akan memastikan dulu terduga adalah bagian dari pelaku teror. Kalau belum pasti mereka siap menghabiskan waktu yang lama sebelum memastikan seseorang sebagai target operasi," kata Muradi saat dihubungi Tempo, Rabu, 6 Maret 2013.
Ketika kepastian sudah didapat, Muradi menjelaskan, tahapan yang dilakukan Densus 88 adalah kegiatan undercover berupa penyamaran. Kegiatan ini pun bisa menghabiskan waktu hingga berbulan-bulan. Densus 88 juga kerap "menanam" orang dalam kelompok teroris. Dari sinilah bisa diketahui banyak informasi terkait dengan peran, jaringan, hingga seberapa berbahayanya tersangka teroris tersebut.
"Ketika operasi penyergapan dilakukan, pilihan Densus 88 hanya dua, menangkap tangan atau mengeksekusi," ujar Muradi. Eksekusi mati akan diambil jika dalam operasi tersebut tersangka teroris melakukan perlawanan senjata. "Tapi ada juga tersangka yang dieksekusi di tempat meskipun dia tidak melakukan perlawanan dan tidak bersenjata, persentasenya kecil, kira-kira 2-3 dari 100 kasus," kata penulis buku Densus 88 AT; Konflik, Teror, dan Politik ini.
Kok bisa begitu? Lagi-lagi informasi intelijen terkait dengan tersangka teroris menjadi dasarnya. Menurut Muradi, keputusan Densus 88 menembak mati, meskipun tersangka tidak bersenjata, bukan tanpa alasan. "Kalau itu tidak dilakukan, yang terancam bukan cuma anggota yang ada di lapangan, tapi juga keberhasilan operasi-operasi Densus 88 secara keseluruhan," kata dia. (Baca berita lainnya di edisi khusus Kontroversi Densus)
AMIRULLAH
Berita lainnya:
Pengakuan Wiwin, 'Korban' di Video Densus 88
Tiba di Polda, Hercules Jalan Jongkok 30 meter
Tiga SPBU Jenderal Djoko Bakal Disita
Diduga Memeras, Hercules dkk Digiring ke Polda
Harta Djoko Susilo Berserakan di Mana-mana
Berita terkait
Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi
10 hari lalu
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng
12 hari lalu
Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah
12 hari lalu
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap Terduga Teroris di Boyolali Jawa Tengah, Ini Profil Densus 88 Antiteror
29 Januari 2024
Simak sejarah dan profil Densus 88 yang khusus menangani kasus terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerduga Teroris yang Ditangkap Lagi di Boyolali Kelompok Jamaah Islamiyah
29 Januari 2024
Terduga teroris yang ditangkap di Boyolali masuk kelompok Jamaah Islamiyah. Total ada 11 orang yang diringkus.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Kembali Ciduk 1 Terduga Teroris di Kabupaten Boyolali
27 Januari 2024
Densus 88 kembali menangkap satu terduga teroris di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu, 27 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi: 10 Terduga Teroris di Jateng Bagian Jamaah Islamiyah Wilayah Timur
26 Januari 2024
Penangkapan sepuluh terduga teroris dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah pada Kamis
Baca SelengkapnyaDensus 88 Masih Selidiki Peran 10 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah
26 Januari 2024
10 orang terduga teroris di Jawa Tengah diduga berasal dari kelompok Jamaah Islam (JI).
Baca SelengkapnyaTotal 10 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Solo Raya, 1 Orang Dibekuk di Karanganyar
25 Januari 2024
Sebelum penangkapan di Karanganyar, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah di Solo Raya.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Juga Tangkap 3 Terduga Teroris di Boyolali
25 Januari 2024
Kapolres Boyolali tidak diberi tahu ketiga warga yang ditangkap DEnsus 88 itu masuk dalam jaringan teroris apa.
Baca Selengkapnya