Indikasi Politik Uang Belum Ada di Pilkada Sumut

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 5 Maret 2013 20:24 WIB

Ilustrasi Pilkada. ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Jakarta -Dua hari jelang coblosan, Kamis 7 Maret 2013, Panitia Pengawas (Panwas) Pemilihan Gubernur Sumatera Utara belum menemukan indikasi politik uang.

Anggota Panwas Ester Ritonga mengatakan, dari laporan Panwas kabupaten/kota yang di perbaharui sepanjang hari, belum ada indikasi politik uang atau transaksi jual beli suara.

" Kami baru selesai memonitor di Kota Medan, Kota Binjai dan saat ini sedang memonitor situasi bersama unsur Panwas Kabupaten Deli Serdang dan pangawas lapangan " kata Ester kepada Tempo, Selasa 5 April 2013.

Pengawasan terhadap calon petahana Gatot Pujo Nugroho (Pelaksana tugas Gubernur Sumut) ; Amri Tambunan (Bupati Deli Serdang) ; Tengku Erry Nuradi (Wakil Bupati Serdang Bedagai) dan Soekirman (Wakil Bupati Serdang Bedagai), menurut Ester, dilakukan Panwas dengan sangat ketat." Sebab incumbent ini lah yang berpotensi menyalahgunakaan kekuasaan," ujar Ester.

Modus politik uang yang dikhawatirkan Panwas saat ini menurut Ester,bergeser dari cara lama yakni dibagi ke tiap-tiap rumah tangga." Yang kami khawatirkan adalah politik uang lewat kucuran bantuan keuangan daerah yang terselubung," ujar Ester.

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sumatera Utara menemukan indikasi bantuan keuangan daerah atau Bantuan Daerah Bawahan (BDB) digunakan untuk kepentingan memuluskan calon petahana.

"Kepala daerah yang mendukung calon incumbent Gatot akan mendapat dana perimbangan yang cukup besar. Sementara kepala daerah yang tidak mendukung dia, dana perimbangan daerah akan dikurangi," kata Direktur Eksekutif FITRA Sumut Rurita Ningrum kepada Tempo.

Rurita menjelaskan, tidak adanya batasan yang mengatur tentang besaran naik turun bantuan keuangan kepada daerah bisa dimanfaatkan calon incumbent untuk memuluskan langkahnya di pemilihan kepala daerah.

Padahal, Ruri melanjutkan, alokasi belanja bantuan keuangan kabupaten/kota diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 32 yang intinya adalah untuk mengatasi kesenjangan fiscal.

Dari data yang dilansir FITRA, sepuluh kabupaten/kota di Sumatera Utara menerima dana BDB tahun 2013 melonjak hingga tiga kali lipat dari tahun sebelumnya 2012.

Tiga daerah tertinggi penerima BDB tak wajar versi FITRA adalah Kabupaten Karo menerima dana alokasi keuangan Rp 76, 3 miliar atau naik sekitar 382 persen dari tahun sebelumnya Rp 20 miliar.

Disusul Kabupaten Asahan menerima
Rp 425,6 miliar (naik 296%) dari tahun sebelumnya Rp 143, 8 miliar dan Kabupaten Batubara berada di urutan ketiga menerima BDB Rp 151,81 miliar dengan lonjakan kenaikan hingga 272 persen dari tahun 2012 Rp 55,713 miliar.

"Patut diduga daerah yang bupatinya mendukung petahana Gatot Pujo mendapat kenaikan alokasi belanja bantuan yang meningkat tidak wajar. Sementara bupati yang menjadi pesaing Gatot yakni Bupati Deli Serdang justru turun," ujar Rurita.


Calon petahana Gatot Pujo Nugroho yang coba dihubungi Tempo lewat telepon selularnya tidak menjawab. Pesan singkat yang dikirim Tempo juga belum berbalas


SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

6 Januari 2018

Fadli Zon: Calon Kepala Daerah dari TNI/Polri Belum Tentu Tegas

Soal perwira TNI/Polri yang terjun ke dunia politik lewat Pilkada menurut Fadli Zon tak menentukan ia akan tegas dalam memimpin.

Baca Selengkapnya

Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

6 Januari 2018

Jenderal Ikut Pilkada, Ahli Pertahanan: Aturannya Berantakan

Jika merujuk pada UU Pilkada, anggota TNI, personel Polri, dan pejabat negara lain tidak perlu mundur dari jabatannya saat akan mencalonkan diri.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

6 Januari 2018

Pengamat: Jenderal Ikut Pilkada karena Kaderisasi Partai Gagal

Keputusan mengusung calon bukan kader partai dalam pilkada akan menimbulkan konsekuensi. Di antaranya sulit dikontrol dan diawasi partai.

Baca Selengkapnya

Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

6 Januari 2018

Golkar Resmi Usung Bima Arya dan Direktur KPK di Pilkada Bogor 2018

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku memilih Dedie dengan menilai sisi personal wakil yang digandengnya dalam pilkada Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

5 Januari 2018

Empat Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB Siap Bertarung

Satu wajah baru dan tiga pejabat lama akan bertarung memperebutkan kursi Gubernur NTB pada Pilkada serentak Juni 2018 mendatang.

Baca Selengkapnya

Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

4 Januari 2018

Pilkada, BI Kaltim Prediksi Peredaran Uang Palsu Meningkat

BI Kaltim memprediksi peredaran uang palsu meningkat bersamaan dengan Pikada.

Baca Selengkapnya

Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

27 Desember 2017

Gerindra Punya Syarat Sebelum Calonkan Moreno di Pilkada Jatim

Banyak pihak meragukan kemampuan politik kader Gerindra yang juga atlet balap Moreno. Namun, Gerindra tidak ragu sedikit pun.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

26 Desember 2017

Kaleidoskop 2017: Setelah Pilkada Rasa Sara dan Politik Identitas

Politik identitas masih membayangi Pilkada 2018, terpilihnya Anies-Sandi mencerminkan adanya polarisasi di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

17 Desember 2017

Pilkada 2018 Diprediksi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Kebijakan moneter yang telah dimulai sejak tahun ini dan kebijakan pemerintah untuk 2018 akan mampu menopang penguatan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

22 November 2017

Ketua PSSI Nyalon di Pilkada Sumatera Utara, Ini Kata Kemenpora

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi akan maju dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.

Baca Selengkapnya