TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan vila liar berdiri di area Lokapurna yang masuk zona inti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat. Pemiliknya para pesohor negeri ini. Sejumlah tokoh yang memiliki bungalo di sana antara lain mantan Menteri Koperasi Zarkasih Nur, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Idrus Marhan, artis Ahmad Albar, Harry Capri, Rizal Malarangeng, dan masih banyak lagi.
Lokapurna adalah area konservasi yang sejak 1967 dipinjamkan ke sejumlah Legium Veteran Kecamatan Cibungbulan untuk dijadikan lahan garapan. Belakangan lahan itu diperjualbelikan secara oper-alih lahan. Prosesnya sederhana, awalnya cukup sepengetahuan kepala desa saja. Bahkan sejak 2010 cukup dengan tanda tangan Kepala Rukun Warga. Pembelinya mulai dari jenderal, pengusaha, artis, hingga politikus. Tujuannya jelas bukan untuk tempat berladang.
Dari sana persoalan bermula. Para pemilik lahan mulai menyulap lahan mereka menjadi vila. Pepohonan dibekas hutan lindung yang sejak 2003 ditetapkan sebagai zona inti Taman Nasional itu dibabat dan berganti menjadi rimba beton.
Pada 2010 lalu persoalan vila ilegal ini sempat ramai. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan akan menertibkan dan merobohkan ratusan vila di zona yang semetinya bebas bangunan itu. Bahkan 14 pemilik vila, termasuk Rizal Malarangeng dan Zarkasih nur, menyerahkan lahan dan vila mereka ke Kementerian. Namun, ketika Tempo berkunjung ke sana pekan lalu, vila-vila itu masih berdiri megah di tempatnya.
Vila lainnya, tidak perlu ditanya lagi, mereka terus melakukan pengembangan bangunan dengan agresif dan seenaknya mengkomersilkannya. Salah satunya The Michael Resort milik pengusaha Jakarta bernama Susan Tiurlani yang berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar. Sebagian bangunannya berada di lereng-lereng, bahkan kolam renangnya berada di bibir tebing. Sewa ruangan vila Rp 2 juta per malam. The Michael Resort juga memiliki vila komersial di kawasan Puncak.
Rusaknya kawasan yang merupakan area tangkapan air di hulu Sungai Cisadane itu ditengarai menjadi salah satu musabab banjir di Jakarta dan sekitarnya. Bersama Ciliwung, Sungai Cisadane--yang terhubung dengan kali Pesanggrahan, Cideng, Krukut, dan Kali Baru--itu bertanggung jawab atas banjir besar yang melanda Jakarta pertengahan Januari lalu.
Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan seluruh vila di sana adalah ilegal dan mesti dirobohkan. Namun pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena vila berdiri di lahan milik Taman Nasional, "Apalagi ada kebijakan Kementerian Kehutanan yang membolehkan vila itu berdiri di sana," katanya saat ditemui di rumahnya.
TIM INVESTIGASI TEMPO
Berita terkait
Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi
45 hari lalu
Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.
Baca SelengkapnyaAnggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir
52 hari lalu
Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya
54 hari lalu
Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka
59 hari lalu
KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaStatus Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir
15 Maret 2024
BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.
Baca SelengkapnyaMenelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?
5 Maret 2024
Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.
Baca SelengkapnyaTambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.
Baca SelengkapnyaPerkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan
2 Maret 2024
Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaPeriset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta
1 Maret 2024
Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.
Baca SelengkapnyaTop Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air
1 Maret 2024
Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua
Baca Selengkapnya