Polri Minta Kegiatan di Buyat dan Ratatotok Dihentikan

Reporter

Editor

Jumat, 13 Agustus 2004 15:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Markas Besar Polri meminta kegiatan pertambangan emas di Teluk Buyat dan Ratatotok Sulawesi Utara dihentikan. Pasalnya, proses penyidikan akan segera dimulai. Demikian dikatakan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri Komjen Pol Suyitno Landung di Mabes Polri, Jumat (13/8). Polri telah menyurati Kapolda Sulut untuk sebisa mungkin menghentikan kegiatan tambang oleh PT Newmont agar tidak meluas dan berdampak pada kesehatan masyarakat. Begitupun, kegiatan di Ratatotok. Polri juga akan kirim surat kepada Pemda Sulut agar jangan memberi kesempatan mencarikan alternatif kegiatan lain bagi masyarakat di sekitarnya atau Ratatotok untuk mengalihkan kegiatan sehari-harinya atau nafkahnya pada kegiatan lain yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat sendiri. PT Newmont Minahasa Raya, kegiatan pertambangannya berada di sekitar Teluk Buyat. Sedangkan kegiatan tambah emas yang dilakukan rakyat atau yang disebut Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) berada di sekitar Ratatotok. Suyitno mengatakan, hasil sementara pemeriksaan uji sampel dari laboratorium forensik Polri menunjukan adanya pencemaran yang melebihi ambang batas. "Jadi betul ada pencemaran," kata Suyitno. Seperti diketahui, sekitar dua minggu lalu Mabes Polri mengambil sampel pada air laut, biota lain dan lapisan sedimen di 10 titik yang tersebar di sekitar teluk Buyat dan tiga disekitar Ratatotok. Meski proses hasil pemeriksaan belum mencapai final, rencananya Mabes Polri akan memeriksa pihak Newmont. Suyitno belum dapat memastikan waktunya. Karena sore ini, pihaknya bersama dengan Departemen Kesehatan akan mengadakan pertemuan. Ia menjelaskan, jika pencemaran berasal dari PT Newmont terbukti, tentunya kegiatan pertambangan harus dihentikan sampai proses penyidikan selesai. Dan sambil memperbaiki pembuangan limbahnya. "Yang jelas kita akan menyidik ini secara proporsional dan kita akan melindungi supaya tidak meluas dan berdampak pada kesehatan masyarakat," tegasnya.Kepala Kepolisi RI Jenderal Da'I Bachtiar mengatakan, pihaknya perlu melakukan pengecekan ulang atas hasil pemeriksaan tim laboratorium forensik. "Kita akan cross check karena itu memerlukan suatu pendalaman. Kalaupun dilakukan indikasi apapun harus didengar kembali keterangan ahli. Itu penting," kata Da'i seusai salat Jumat. Menurutnya, pekan depan hasil laboratorium forensik sudah selesai dan akan disampaikan hasilnya.Martha Warta - Tempo News Room

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

4 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

3 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

3 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

5 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

8 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

11 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

13 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

27 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

29 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

30 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya