TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar TNI meminta Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, meminta maaf atas pernyataannya di sejumlah media massa. Natalius menyebut bahwa anggota TNI yang menjadi korban penembakan di Papua lalai dalam menjalankan tugas. Dia menyebut anggota TNI "tidur dan nongkrong sehingga wajar ditembak".
"Kami meminta Natalius Pigai minta maaf di seluruh media massa nasional karena pernyataannya," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksmana Muda Iskandar Sitompul, di Markas Besar TNI Cilangkap, Selasa, 26 Februari 2013.
Iskandar menilai pernyataan tersebut tidak tepat dan melukai keluarga besar TNI. "Terutama melukai ibu-ibu yang ditinggalkan oleh suaminya karena tugas." Dia menilai permintaan maaf dan klarifikasi Natalius tidak cukup jika hanya dimuat di satu media massa saja.
Iskandar juga membantah keras pernyataan Natalius yang menyebut anggota TNI sedang tidur dan nongkrong saat ditembak. "Itu tidak benar," kata dia. Pernyataan Natalius itu, katanya, sangat ironis dan tidak sesuai dengan fakta.
Sebelumnya, delapan anggota TNI gugur ditembak kelompok bersenjata dalam dua kejadian. Penembakan pertama terjadi di posko Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya. Satu orang tewas, yakni Pratu Wahyu Prabowo. Penembakan kedua terjadi di Kampung Tangulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya. SUBKHAN