Lahan Irigasi Kabupaten Tebo Hanya 600 Hektare  

Reporter

Kamis, 21 Februari 2013 12:47 WIB

Peta Kabupaten Tebo, Jambi. forumtataruangjambi.blogspot.com

TEMPO.CO, Jambi - Bupati Tebo, Provinsi Jambi, Sukandar, menyatakan keprihatinannya karena lahan sawah beririgasi teknis di daerahnya hanya 600 hektare. Selebihnya, yakni 1.140 hektare dengan pengairan sederhana dan 4.869 hektare berupa ladang tadah hujan.

Penyebabnya, kata Iskandar, karena alih fungsi lahan persawahan menjadi kawasan perkebunan sawit dan karet. Produksi padi pun sejak 2010 mengalami penurunan 14,04 persen hingga 16,08 persen. ”Kondisi ini sangat kontradiksi dengan kebutuhan pangan masyarakat Tebo sehingga harus didatangkan dari daerah lain,” katanya, Kamis, 21 Februari 2013.

Untuk mengatasinya, Pemerintah Kabupaten Tebo bekerja sama dengan PT Wirakarya Sakti (WKS) yang bergerak di bidang hutan tanaman industri. Pihak perusahaan memberikan kesempatan kepada petani menggunakan lahannya dengan pola tumpang sari. Tanaman padi ditanam di sela-sela tanaman akasia dan eucalyptus.

Sebagai uji coba disediakan lahan 35 hektare kepada para petani yang tergabung Kelompok Tani Sumber Rezeki di Desa Lubuk Mandarsah, Kecamatan Tebohtengah Ilir. Setiap petani mendapat jatah lahan satu hektare. Bahkan, Rabu kemarin, dilakukan panen perdana. ”Kami berharap, dengan pola seperti ini, bisa menjadikan Kabupaten Tebo sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jambi,” ujar Iskandar.

Juru bicara PT WKS, Kurniawan Gotama, menjelaskan, perusahaannya mengelola hutan produksi sekitar 395 ribu hektare. Selain di Kabupaten Tebo, juga di Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur, dan Kabupaten Batanghari. Pola tumpang sari yang diterapkan di Kabupaten Tebo merupakan salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR) perusahaannya. ”Kami siap melakukan hal yang sama di daerah lainnya,” ucapnya.

Kurniawan menjelaskan, perusahaannya bersedia menerapkan pola tumpang sari. Sebab, berdasarkan data Bulog, tahun 2012 lalu, Provinsi Jambi merupakan daerah penyumbang terkecil kebutuhan pangan secara nasional. ”Kami ingin membantu mengatasinya,” tuturnya.

Selain menyediakan lahan, PT WKS juga menyediakan bibit padi. Bahkan PT WKS siap memberikan bantuan ternak. Progran CSR lainnya adalah mendukung ekonomi masyarakat berbasis hasil hutan bukan kayu, seperti pemanfaatan madu dan bambu. Pohon sialang juga dibiarkan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. ”Kami bersyukur karena selama ini kami membuka lahan dengan sistem ladang berpindah,” kata Maryono, 54 tahun, salah seorang anggota Kelompok Tani Sumber Razeki.

SYAIPUL BAKHORI




Advertising
Advertising

Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

1 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

8 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

21 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

33 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

36 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

36 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

44 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya