Komnas HAM Sesalkan Tuduhan Nabiel Makarim

Reporter

Editor

Selasa, 10 Agustus 2004 20:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyayangkan pernyataan Menteri Lingkungan Hidup, Nabiel Makarim, yang menuduh korban Buyat telah direkayasa. Hal ini diutarakan Anshari Thayib, anggota Sub Komisi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Komnas HAM kepada Tempo News Room, di ruang kerjanya, Selasa (10/8). Menurut Anshari, yang kini sedang menyusun peta permasalahan kasus Buyat untuk dibawa ke rapat pleno pada 11-12 Agustus 2004, seharusnya menteri bisa memilah-milah persoalan yang terjadi. "Jangan disisipi dengan kasus yang lain," katanya.Anshari menjelaskan bahwa tuduhan rekayasa merupakan kasus yang berbeda dengan kenyataan telah terjadinya pencemaran lingkungan di Buyat. "Realitas bahwa di Buyat terjadi pencemaran sudah diakui banyak pihak termasuk Nabiel dan Sujudi. Seharusnya fokusnya ke sana," kata Anshari. "Justru itu kewajiban menteri untuk menyelidiki siapa yang melakukan pencemaran," ujarnya.Kalau seorang menteri mempunyai dugaan lain, seperti rekayasa oleh korban, menurut Anshari, seharusnya tidak dicampuradukkan dengan kasus pencemaran dan harus ditangani secara terpisah. Menurutnya, kalau memang rekayasa itu adalah pelanggaran hukum, seharusnya dilakukan proses hukum terhadap hal tersebut.Menurut Anshari, pencemaran dan dampaknya terhadap warga Buyat merupakan tanggung jawab pemerintah. Karena dalam UUD 1945, pasal 28H (1), menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. "Kalau mereka sampai dibawa ke Jakarta, berarti pelayanan kesehatan di sana tidak fungsional juga kan," tambahnya. Anshari juga menambahkan bahwa pembuangan limbah tailing ke laut (STD; Submarine Tailing Disposal) sudah dilarang untuk digunakan di Amerika dan Inggris. Karena tidak aman bagi lingkungan. Substansinya, menurut Anshari, seharusnya pemerintah mengkaji apakah STD yang digunakan Newmont aman atau tidak. "Hasil kajian ini menunjukkan (pembuangan limbah tailing ke laut) tidak aman," katanya sambil menunjukkan hasil kajian oleh Nostromo Research, London, pada Juli 2000. Nabiel Makarim sendiri mengeluarkan pernyataan bahwa empat warga Buyat yang datang ke Jakarta pada akhir Juli lalu, adalah rekayasa (Koran Tempo, 10/8). Nabiel menuduh warga tersebut bukanlah asli warga Buyat, tetapi berasal dari daerah yang berjarak sekitar 150 km dari Teluk Buyat dan dari kota Bitung. Tito Sianipar - Tempo News Room

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

42 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya