TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua relawan melakukan aksi gantung diri di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada Rabu, 20 Februari 2013. Aksi itu dilakukan sebagai protes atas lambannya penanganan hukum terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.
Konstruksi tiang gantungan dari bahan bambu didirikan di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret dan satu konstruksi lainnya di perempatan jalan Titik Nol Kilometer. Mereka menggunakan perlengkapan karabiner untuk menahan beban tubuh yang terangkat setinggi satu meter. Satu kawat baja disembunyikan di balik tali tambang yang melilit leher agar tidak menjerat leher kedua orang itu.
Di dada keduanya tergantung tulisan: Bukti Keputusasaan Rakyat. “Daripada kelamaan nunggu KPK. Kami gantung di sini saja. Kami hanya minta KPK segera bertindak pada kasus yang masih tak jelas itu, jangan diintervensi siapa pun,” kata Panca Susila, koordinator aksi dari Aliansi Masyarakat Peduli Indonesia (AMPI).
Menurut Panca, aksi ini terinspirasi dari ucapan Anas Urbaningrum yang membantah tudingan terlibat korupsi dalam proyek Hambalang yang menyebutkan dia siap digantung di Monas. “Kami sudah bosan dengan permainan dan praktek korupsi saat ini. Semua kongkalingkong, memanfaatkan kekuasaan untuk terbebas dari jeratan hukum.”
Panca geram melihat Anas tak tersentuh hukum meski sejumlah politikus Partai Demokrat menjadi tersangka dalam proyek Hambalang. “Kami minta SBY benar-benar tegas. Tegakkan pemberantasan korupsi, tanpa pandang bulu,” katanya. Menurut Ngadino, peserta aksi lainnya, aksi gantung diri itu dibiayai secara patungan Rp 500 ribu untuk membeli bambu.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:
Aturan Baru Perpanjangan SIM Bakal Direvisi
Sore Ini, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan
Diimingi Jajanan, 15 Bocah di Depok Dicabuli
Masyarakat Bekasi Sambut Stasiun Telaga Murni
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
11 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
15 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
51 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
56 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
59 hari lalu
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Anas Urbaningrum Belum Tentukan Dukungan ke Salah Satu Capres-Cawapres
23 Desember 2023
Ketum Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urbaningrum ungkap alasan partainya belum tentukan arah dukungan ke pasangan capres-cawapres pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaKader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya
8 Desember 2023
Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman
Baca Selengkapnya