Ada 1.300 Perceraian di Balikpapan Tahun Lalu

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 14 Februari 2013 03:43 WIB

Pasangan pengantin melakukan upacara potong tumpeng di tengah acara Pernikahan massal di Pendapi Ageng, Balaikota Solo, Minggu (13/2). Pernikahan massal yang diselenggarakan oleh Forum Pengajian Surakarta tersebut dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad 1432 H. TEMPO/Andry Prasetyo

TEMPO.CO , Balikpapan - Kantor Kementerian Agama Balikpapan, Kalimantan Timur, mendata ada sebanyak 1.300 kasus perceraian terjadi pada tahun 2012 lalu. Data ini juga menunjukkan hampir sepertiga pasangan menikah di Balikpapan tahun lalu yang mencapai 4.600 pasangan akhirnya berakhir di meja perceraian. "Tahun lalu sebanyak 1.300 kasus cerai di Balikpapan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Islam, Balikpapan, Saifi, Rabu (13/2).



Total jumlah kasus cerai, lanjut Saifi, diajukan oleh pihak perempuan sebanyak 900 orang. Fakta ini berbanding terbalik dengan kasus kasus terdahulu dimana pengajuan cerai mayoritas diajukan pihak laki laki. "Kalau dulu kaum laki-laki, sekarang perempuan. Ini yang harus dibina calon pengantin kita bagaimana membangun keluarga," ujarnya.



Tren perceraian yang meningkat, kata Saifi, disebabkan banyak faktor. Mulai karena masalah ekonomi, tidak harmonis, dan faktor lain. "Kalau pernikahan dini itu data otentiknya ada di pengadilan agama. Termasuk karena perselingkuhan kita tidak ada data riil-nya tapi kan masyarakat melihat kenyataan itu ada," tandasnya.



Kantor Agama Balikpapan kini rutin menggelar orientasi bagi penyuluhan agama Islam bagi calon pengantin. Mereka mendatangkan 50 penyuluh agama untuk mensosialisasikan membangun keluarga harmonis. Tim ini, terjun langsung membina murid murid jenjang SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Penyuluhan ditujukan bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan usai kelulusannya.



"Seperti SMA/SMK atau Aliyah mereka kan pasti ada yang minat untuk menikah cepat. Ini perlu bekal kekuatan mental, pemahaman mereka untuk membangun hubungan suami istri yang baik," jelasnya.



Advertising
Advertising

Saifi juga mengimbau agar masyarakat menghindari pernikahan siri atau di bawah tangan. Pernikahan siri di Balikpapan diakui masih ada karena masih adanya penghulu liar yang bukan di bawah koordinasi kementerian agama. "Menikah siri yang rugi perempuan dan anaknya karena sulit membuat surat akte nikah dan akte kelahirannya. Juga hukum waris harus jelas bagi keturunannya," katanya.



SG WIBISONO




Berita Populer lainnya:

Ulah Ibas Isi Absensi Coreng Citra DPR

Jokowi Ambil Alih Penanganan Rusun Marunda

Hatta Ke Pasar Klender, Pedagang Malah Cari Jokowi

Ini Analogi Dedi Mizwar Soal Kasus PKS

KPK Bentuk Tim Investigasi Usut 'Sprindik' Anas

Petugas Mulai Bersihkan Tanah Longsor Cipularan


Berita terkait

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

4 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

4 hari lalu

Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.

Baca Selengkapnya

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

9 hari lalu

Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.

Baca Selengkapnya

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

11 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

12 hari lalu

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

Tim ini dibentuk sebagai upaya Kemenag dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi besar yang terdapat dalam zakat dan wakaf.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

23 hari lalu

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 H. Ia menyinggung tentang toleransi.

Baca Selengkapnya

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

24 hari lalu

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?

Baca Selengkapnya

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

25 hari lalu

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

26 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya