Diduga Banyak Klinik Pengobatan Cina Bermasalah  

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Jumat, 1 Februari 2013 17:25 WIB

Salah satu klinik pengobatan tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine / TCM) di Jakarta. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Aturan Menteri Kesehatan tentang klinik diduga banyak yang dimanipulasi. Semestinya, sebuah klinik dikelola oleh seorang dokter dan tenaga medis lainnya. Kini, banyak pengobatan alternatif, seperti Traditional Chinese Medecine (TCM), yang menggunakan nama klinik ditengarai tidak memenuhi aturan tersebut.

Direktur Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Slamet Riyadi Yuwono, mengatakan, penggunaan istilah klinik oleh TCM itu melanggar peraturan. "Bisa menyesatkan masyarakat," katanya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Klinik, disebutkan bahwa klinik adalah tempat layanan kesehatan medis modern. "Klinik hanya bisa dipakai sebagai tempat pelayanan kedokteran yang dilakukan oleh dokter dan diakui pemerintah," Slamet menambahkan.

Salah satu yang diduga menerabas rambu adalah TCM Harapan Baru. TCM yang berkantor pusat di kompleks rumah toko Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat itu menggunakan istilah klinik untuk 11 cabang dari 12 cabang yang dimilikinya.

Harapan Baru juga selalu menggunakan istilah klinik di setiap iklan mereka yang masif di televisi maupun di koran. Mereka mengklaim mampu menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi. Faktanya, tenaga kesehatan yang mereka sediakan bukan dokter. Seperti di TCM Harapan Baru cabang Pecenongan, Jakarta Pusat, tenaga kesehatan yang disediakan adalah seorang sinse asing bernama Zhou Xiau Bin. Pria berperawakan kurus itu tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga mesti menggunakan penerjemah.

Di tempat praktek yang lain juga sama. Ketika Tempo berkunjung ke TCM Harapan Baru cabang Graha Pena, Jakarta Selatan, Januari lalu, tidak ada dokter praktek di sana. Yang ada hanya seorang sinse asing bernama Wang Jian Ming. Seperti rekannya, Ming juga tidak bisa berbahasa Indonesia.

Harapan Baru tidak sendiri, di Jakarta banyak TCM sejenis yang mengaku klinik. Seperti Fu Jeng Tang, Cang Jiang, Tay Shan, dan Tong Fang. Tiga nama terakhir itu sempat "naik daun" akibat iklan testimoninya di berbagai televisi nasional yang dianggap menyesatkan.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Huzna Zahir meminta pemerintah mengambil sikap tegas menindak TCM nakal tersebut. "TCM yang mengaku mampu mengobati penyakit itu sebenarnya juga menyalahi, karena layanan kesehatan tradisional bukan untuk mengobati, tapi sebagai komplementer serta meningkatkan kesehatan saja," katanya.

Huzna menyayangkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap TCM-TCM yang akhir-akhir ini marak tumbuh di berbagai daerah. "Dinas Kesehatan sebagai pemberi izin terhadap TCM mesti bertanggung jawab. Pelanggaran tidak akan terjadi kalau fungsi pengawasan pemerintah jalan."

Direktur Utama TCM Harapan Baru, Utami Rahmawati, mengatakan, semua klinik yang didirikannya legal. Surat izin dari Dinas Kesehatan sudah dikantongi. "Kami sedang mengajukan menjadi klinik pratama," kata Utami, Sabtu, 26 Januari 2013.

AGUNG SEDAYU

Berita terkait

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

4 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

8 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

12 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

13 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

17 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

19 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya