Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menerobos banjir untuk memberikan bantuan kepada warga korban banjir di Posko PKS Petamburan, Jakarta, (18/01). ANTARA/pd/ho
TEMPO.CO, Jakarta - Hidayat Nur Wahid dinilai paling pantas memimpin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dengan kasus suap impor daging sapi.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informasi yang juga bekas Presiden PKS, kepada Tempo usai mengisi diskusi Perhimpunan Keluarga Besar PII di Jakarta, Kamis, 31 Januari 2013.
Menurut Tifatul, memang banyak kader PKS yang pantas memimpin partai setelah ditinggalkan Luthfi Hasan. Namun, dia menjelaskan, saat ini yang paling pantas adalah Hidayat. “Keputusan siapa pengganti presiden partai ditetapkan oleh Ketua Dewan Syuro, tapi menurut pandangan pribadi saya, Hidayat paling cocok,” ujar Tifatul.
Hidayat Nur Wahid yang pernah memimpin PKS, sekarang menjadi Ketua Fraksi PKS di DPR, ujar Tifatul, telah membuktikan keberhasilannya saat menjadi presiden partai. Tifatul tak merinci apa saja keberhasilan Hidayat. “Yang jelas Kamis, 31 Januari 2013 malam, Dewan Syuro PKS rapat pleno antara lain akan memutuskan siapa pengganti Presiden PKS,” kata Tifatul.
Luthfi Hasan Ishaaq mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PKS karena ingin fokus pada penyelesaian masalah hukum yang dihadapinya setelah menjadi tersangka kasus suap impor daging.