Pemerintah Akan Kirim Sampel Darah dan Rambut ke Jepang

Reporter

Editor

Kamis, 29 Juli 2004 20:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah akan mengirimkan sampel darah dan rambut empat warga Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara ke Minamata, Jepang, menyusul ditemukannya kandungan merkuri (hg) di sampel itu oleh tim peneliti Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI). Pengiriman sampel itu dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan metil merkuri, yang menyebabkan penyakit minamata. Menurut Direktur Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan, Wan Alkadri, hasil penelitian tim FMIPA-UI tersebut belum digunakan sebagai dasar untuk membuat kesimpulan tentang terjadinya minamata di Buyat. Karena di situ hanya disebutkan adanya kandungan Hg. "Itu kandungan total merkuri," ujarnya di Jakarta, Kamis (29/7). Padahal, lanjutnya, untuk memastikan bahwa penyakit yang mewabah itu minamata atau bukan, harus ditemukan kandungan metil merkuri. Karena itu hasil penelitian UI itu harus ditindaklanjuti. Selain mencari kandungan metil merkuri, harus diteliti lebih lanjut lagi sumber merkuri tersebut. Masalahnya pengujian ada tidaknya kandungan metil merkuri itu tidak bisa dilakukan oleh FMIPA-UI. Karena itu pemerintah akan mengirimkannya ke Jepang untuk diuji. Alkadri menjelaskan, pemerintah akan bekerjasama National Institute Minamata Jepang untuk menindaklanjuti kasus Buyat itu. Pekan ini Menteri Kesehatan telah mengirimkan surat, mengajukan permintaan pengujian sampel di Minamata. Beberapa hari lalu, Menteri juga melayangkan surat kepada Duta Besar Jepang agar institut tersebut bersedia mengirimkan ahlinya ke Buyat. Ahli Minamata dari Jepang diperlukan untuk melakukan penelitian secara langsung.Namun hingga saat ini belum ada jawaban dari kedutaan Jepang maupun Institut Minamata. "Kami sedang menunggu jawaban dari Minamata," katanya. Sambil menunggu jawaban, pemerintah menyiapkan sampel yang akan dikirimkan, sesuai dengan prosedur. Alkadri belum bisa memastikan, kapan kira-kira pengiriman sampel itu akan dilakukan. "Kami ingin secepatnya. Tapi yang pasti, harus ada jawaban dulu dari mereka."Secara terpisah, Senior Manajer Environment Affairs PT Newmont Pasific Nusantara, Kadar Wiryanto, mengatakan pihaknya akan meneliti lebih lanjut hasil temuan tim peneliti UI tersebut. "Kami akan lihat, apa sebetulnya yang ada di sampel itu. Karena Depkes mengatakan bahwa kandungan itu merupakan total Hg, bukan metil merkuri," kata dia. Ia menambahkan, Newmont akan memperhatikan semua masukan dan tuduhan yang ada secara serius. Karena ini menyangkut tanggung jawab dan reputasi perusahaan di mata internasional.Retno Sulistyowati - Tempo News Room

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

42 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya