TEMPO.CO, Kupang - Ratusan nelayan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kerugian puluhan juta rupiah lantaran tidak melaut selama sepekan terakhir akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda perairan NTT.
Nelayan di pesisir pantai Oesapa, Kota Kupang, misalnya, hampir sepekan tidak melaut karena tinggi gelombang masih berkisar 5 sampai 7 meter. Nelayan pun mengisi waktu luang mereka dengan memperbaiki perahu yang bocor.
Rudy, seorang nelayan, mengatakan ia merugi Rp 10 juta per hari karena tidak melaut. Bahkan, dia harus menanggung biaya hidup delapan anak buah kapal (ABK)-nya yang turut menganggur, karena cuaca buruk.
Dia berharap cuaca membaik, sehingga nelayan bisa beraktivitas kembali dan tidak mengalami kerugian yang lebih besar. "Sepekan ini, saya rugi sekitar Rp 70 juta," katanya, Selasa, 15 Januari 2013.
Sementara itu, Kepala Cabang PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Kupang, Anas, mengatakan perusahaannya masih menutup pelayaran kapal feri ke semua lintasan di daerah itu karena gelombang laut masih tinggi dan angin masih kencang. "Pelayaran masih ditutup hingga cuaca membaik," katanya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika El Tari Kupang, Saiful Hadi, mengatakan hujan dengan intensitas rendah hingga sedang masih akan melanda daerah ini sampai Februari 2013. Kecepatan angin mencapai 50 kilometer per jam. "Cuaca masih buruk, hingga Februari ini," katanya.
YOHANES SEO
Berita terkait
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap
6 hari lalu
KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.
Baca SelengkapnyaTiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia
8 hari lalu
Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
9 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara
13 hari lalu
Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg
14 hari lalu
Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaWalhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN
20 hari lalu
Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
24 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi
32 hari lalu
Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR
41 hari lalu
Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
44 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca Selengkapnya