TEMPO.CO, Malang - Gelombang laut setinggi lima meter menghantam pesisir selatan Kabupaten Malang, Ahad, 6 Januari 2013 sore. Ombak menerjang kawasan sepanjang garis pantai di Purwodadi dan Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, hingga Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Di Tambakrejo, gelombang tinggi menerjang hingga jalan raya. Beruntung, ombak tak menerjang pemukiman warga sehingga tak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Anggota masyarakat yang tergabung dalam Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) berjaga di sekitar lokasi yang rawan terjangan ombak. "Relawan siaga sampai gelombang berkurang," kata Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Apriliyanto, Senin, 7 Januari 2013. Diperkirakan angin kencang dan gelombang tinggi bakal menerjang pesisir selatan Malang hingga sepekan mendatang.
Para relawan terdiri atas Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) dan tim siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat). Tim Sibat dibentuk dari kelompok masyarakat di lokasi rawan bencana. Masing-masing desa mengirimkan lima personel. Mereka dilatih dalam kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. "Meminimalisir korban jiwa dan kerugian," kata Apriliyanto.
Penanganan bencana dilakukan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang. Selama musim penghujan, sembilan Kecamatan dari 33 Kecamatan rawan banjir dan tanah longsor. Antara lain, Sumbermanjing Wetan dan Ampelgading, Pujon, Ngantang, dan Kasembon.
BPBD menyiapkan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRCPB) yang terdiri atas TNI/Kepolisian, PMI, Dinas Kesehatan, Pemerintah Kabupaten Malang. Sedangkan PMI Kabupaten Malang menyiagakan 537 relawan.
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) subdivisi regional Malang menyediakan beras cadangan untuk kebutuhan darurat bencana alam. Pemerintah kota dan kabupaten mendapat jatah masing-masing 100 ton beras. "Beras disalurkan melalui Dinas Sosial," kata Kepala Bulog Divre Malang, Awaluddin Iqbal.