Sejumlah rumah terendam banjir di Pucangsawit, Solo, Jawa Tengah, (31/1). Bengawan Solo dan sejumlah anak sungainya meluap sejak semalam, akibat hujan dari Jum'at siang. Foto: ANTARA/Andika Betha
TEMPO.CO, Surakarta -- Hujan deras yang mengguyur Surakarta pada Sabtu, 5 Januari 2013 malam menyebabkan sungai Bengawan Solo meluap. Akibatnya ratusan kepala keluarga terpaksa harus mengungsi karena luapan air masuk ke dalam rumah.
Ketua RT 2 RW 11, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Parwadi mengatakan air sempat tinggi pada pukul 03.00. "Sudah sampai pinggang orang dewasa," ujarnya ketika ditemui, Minggu, 6 Januari 2013.
Dia mengatakan ada 30 kepala keluarga di wilayahnya yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Saat air mulai surut, beberapa warga kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah.
"Sekarang paling tinggal selutut," katanya. Menurutnya baru kali ini warga terpaksa mengungsi saat musim hujan.
Anggota perlindungan masyarakat Kecamatan Pasar Kliwon, Joko Susilo mengatakan di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon terdapat 299 kepala keluarga yang terpaksa mengungsi. Kemudian di Kelurahan Semanggi tercatat 302 KK yang mengungsi. "Tersebar di berbagai RT," ujarnya.
Sebagian warga mendirikan tenda di tanggul Bengawan Solo. Tenda-tenda darurat didirikan mulai kawasan Jembatan Mojo di Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon sampai Kampung Beton di Kelurahan Sewu, Jebres.
Saat ini tinggi muka air di Jurug di angka 9,04 meter. Sudah lebih rendah dibanding pada Minggu dinihari yang mencapai 9,7 meter. Dengan ketinggian 9,04 meter, Bengawan Solo masuk kategori siaga 3.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Surakarta, Titik Kadarsih meminta warga untuk tidak menggunakan air setelah kebanjiran. Sebab ada risiko mengandung bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.