Abdurrahman Wahid Bertamu ke Rumah Mega

Reporter

Editor

Selasa, 20 Juli 2004 09:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tiga tahun "berseteru", mantan presiden Abdurrahman Wahid kemarin bertemu dengan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pertemuan selama dua jam lebih sejak pukul 16.00 WIB itu berlangsung di rumah pribadi Mega, Jalan Kebagusan, Jakarta Selatan.Abdurrahman Wahid membantah pertemuan itu awal kemungkinan pemberian suara Partai Kebangkitan Bangsa kepada duet Megawati-Hasyim Muzadi pada putaran kedua pemilihan presiden dan wakil presiden. "Ini murni silaturahmi pribadi saya dengan Megawati," kata dia, yang datang hanya ditemani Bingki Irawan, pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).Menurut Ketua Dewan Syuro PKB itu, pertemuan bukan inisiatifnya, melainkan atas permintaan Taufiq Kiemas, suami Megawati. "Beberapa waktu lalu saya ketemu dengan Taufiq Kiemas, dia mengatakan agar saya ketemu Mbak Mega. Ini sudah saya turuti, ya sudah selesai," katanya.Dalam pertemuan, Wahid mengaku hanya menyampaikan kepada tuan rumah ketidakberesan dan kecurangan-kecurangan Komisi Pemilihan Umum. Seperti biasa, menurut dia, Megawati hanya diam selama pertemuan. "Kayak belum tahu aja," ujarnya.Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung yang mengikuti pertemuan dan mengantarkan Wahid hingga pekarangan rumah Megawati enggan berkomentar kepada wartawan. "Untuk kali ini tidak (ada komentar). Gus Dur (Abdurrahman Wahid) saja," katanya. Di pintu pagar, Wahid juga sempat bersalaman dengan tokoh senior PDI Perjuangan Soetarjo Soerjogoeritno yang baru datang.Pertemuan mantan presiden dan penggantinya itu yang pertama sejak keduanya dipisahkan oleh Sidang Istimewa MPR, Juli 2001. Setelah peristiwa politik yang menaikkan Megawati ke kursi RI-1, praktis keduanya tak pernah saling bertegur sapa. Wahid juga lebih banyak memberikan kritik kepada bekas wakilnya itu.Keduanya pernah berada dalam sebuah acara bersama, dan sempat bersalaman, tetapi tidak ada pembicaraan. Pada awal Mei lalu, Sri Sultan Hamengku Buwono X berinisiatif untuk mempertemukan mereka di Yogyakarta. Namun, rencana itu berantakan karena Wahid memilih tetap di Jakarta. Ia kabarnya bersedia bertemu Mega dengan syarat: dilakukan di rumahnya, kawasan Ciganjur.Perseteruan Wahid dan Mega kembali meruncing setelah KPU menyatakan Wahid tak memenuhi syarat menjadi calon presiden. Wahid memilih merestui pencalonan adiknya, Salahuddin Wahid, berpasangan dengan calon presiden dari Partai Golkar Wiranto. Sementara itu, Megawati berduet dengan Ketua Umum Pengurus Besar NU Hasyim Muzadi yang dikenal kurang akur dengan Abdurrahman Wahid.Pertemuan kemarin dikabarkan disiapkan dengan mendadak. Sekjen PDIP Sutjipto setelah penutupan rapat kerja nasional partainya, Minggu lalu, memang sempat menyatakan, pertemuan antara Megawati dan Wahid sedang digagas dan akan segera dilakukan. Namun, kepastian dari Wahid untuk bertemu baru diberikan kemarin. Maria Ulfah - Tempo News Room

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

1 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

27 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

46 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya