TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Sekitar 60 orang mahasiswa, pelajar dan warga eks Timor Timur yang tinggal di Yogyakarta, Sabtu (17/7), menggelar upacara memperingati hari integrasi dengan Indonesia. Peringatan integrasi ke-28 berlangsung di halaman asrama Timor Timur di Jalan Kaliurang Yogyakarta. Dalam upacara itu, warga eks Timtim menyatakan kesetiaanya sebagai warga negara Indonesia. Bertindak sebagai inspektur upacara dalam peringatan itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Untas (Uni Timor Aswin) Yogyakarta, Bernardino Mariano. Upacara dimulai pukul 09.00 WIB lengkap dengan pengibaran bendera.Dalam sambutannya, Bernardino mengatakan, tepatnya 17 Juli 1976 lalu rakyat Timor Timur menyatakan sumpah setia bergabung dengan NKRI. Tetapi pada 2000, kata dia, provinsi Timtim lepas dari Indonesia karena ketidakmampuan pemerintahan dalam mengelola krisis multidimensi yang terjadi secara nasional termasuk di Timtim."Sejak opsi referendum ditawarkan oleh pemerintah, kondisi masyarakat Timtim sudah terpecah. Ketika itu, masih banyak warga Timtim yang tinggal di gubug dan tenda-tenda. Bahkan ketika referendu selesai yang dimenangkan pro kemerdekaan, tawaran rekonsiliasi justru membuat warga semakin menderita. Ada beberapa orang yang kembali ke Timtim justru dipenjara," kata Bernardino yang juga PNS di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.Dalam sambutannya Bernardino menyatakan, warga Timtim yang memilih bergabung dengan NKRI sangat berharap kepada presiden terpilih nanti untuk memperlakukan warga eks Timtim sama seperti warga negara Indonesia lainnya. Pada kesempatan itu, aliansi pemuda WNI asal Timtim se Jawa-Bali menyatakan menolak eksekusi terhadap mantan Gubernur Timtim Abilio Soares. Menurut mereka, langkah hukum terhadap Abilio Soares tersebut terkesan dipaksakan dan hanya untuk memenuhi desakan dunia internasional dengan dalih HAM."Jika pemerintah Indonesia tetap memaksakan kehendak untuk mengeksekusi Abilio Soares, maka kami Pemuda WNI asal Timor Timur akan menarik diri untuk terlibat sebagai salah satu pihak dalam upaya rekonsiliasi. Eksekusi terhadap Abilio Soeares, sama artinya menolak warga Timtim yang menilih bergabung bersama Indonesia," Bernardino. Syaiful Amin - Tempo News Room