TEMPO Interaktif, Boyolali:Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) dipastikan akan dilaksanakan di Boyolali, Jawa Tengah, pada akhir November mendatang. Kemungkinan besar penyelenggaraannya akan dilaksanakan selama lima hari, dari tanggal 28 November hingga 2 Desember. Kepastian itu sekaligus memupus desakan dari sejumlah kalangan muda yang menghendaki adanya muktamar luar biasa (MLB) setelah Ketua PBNU Hasyim Muzadi bergandengan tangan menjadi calon wakil presiden bersama Megawati Soekarnoputri. Secara resmi PBNU telah menunjuk Pimpinan Cabang NU Boyolali dan Solo secara bersama-sama menjadi panitia lokal. Sementara PWNU Jawa Tengah merupakan tuan rumah penyelenggaraan muktamar tersebut. Beberapa kali panitia lokal telah mengadakan rapat koordinasi dengan PWNU dan PBNU, ujar Ketua PCNU Boyolali, Abdullah Rosyid, Senin (12/7).Pada Muktamar ke-30 di Kediri tahun 1999 lalu, PWNU Riau sebenarnya ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan muktamar. Tetapi setelah PBNU meninjau kesiapan PWNU Riau, ternyata tidak tersedia fasilitas yang memadai untuk menampung sekitar 3.000 peserta muktamar. Selain itu, PWNU Riau dikabarkan juga sedang melakukan konsolidasi internal.Sebagai tempat penyelenggaraan dipilih Asrama Haji Donuhudan yang letaknya lebih dekat dengan Solo. Tak heran banyak pihak yang menyebutkan bahwa Muktamar NU ke-31 dilangsungkan di Solo. Menurut PBNU, dipilihnya Asrama Donuhudan Boyolali dikarenakan letaknya yang berada di persimpangan jalur ke berbagai kota besar lainnya, serta memiliki bandara internasional, sehingga mudah dijangkau peserta ataupun peninjau muktamar dari berbagai tempat. Dipilihnya Asrama Haji Donuhudan sebagai tempat muktamar sebenarnya agak di luar kebiasaan NU, mengingat di Solo maupun di Boyolali nyaris tidak terdapat kiai kharismatik sebagaimana biasanya muktamar NU dilaksanakan. Sebagian kalangan justru berpendapat digelarnya Muktamar NU di Solo dimaksudkan untuk menetralisir pencitraan Solo yang selama ini lebih dikenal sebagai kota Islam garis keras. Dalam susunan kepanitiaan disebutkan Ketua PBNU Achmad Bagja sebagai ketua panitia nasional dan Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlawi sebagai sekretaris. Muktamar NU ke-31 tersebut diperkirakan akan banyak membahas agenda menarik, di antaranya adalah pertanggungjawaban Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi yang saat ini menjadi cawapres. Selain itu, disebut-sebut juga adanya keinginan untuk membahas gerakan antikorupsi sebagai kelanjutan dari kesepakatan NUMuhammadiyah memerangi korupsi. Sejauh ini agenda teknis belum dibahas oleh panitia lokal dan daerah karena yang mempersiapkan agenda adalah PBNU, ujar Abdul Rosyid. Imron Rosyid - Tempo News Room