TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Sidang kasus pemerkosaan oleh tiga polisi Malaysia terhadap tenaga kerja asal Indonesia yang digelar di Mahkamah Sesyen Butterworth-Pulau Pinang, Rabu, 12 Desember 2012, semula dijadwalkan untuk mendengarkan pembelaan para terdakwa. Namun, sidang yang dipimpin hakim hakim Nabishah Ibrahim itu hanya berjalan sekitar 15 menit dan diputuskan untuk menunda sidang.
Dalam sidang itu, pengacara tiga terdakwa, S Anthonysamy dan Parmjit Singh, meminta hakim untuk langsung mengkonfrontir para terdakwa dengan korban. Menanggapi permintaan ini, Nabishah sepakat menunda persidangan hingga 25 dan 26 Februari 2013 dengan agenda mendengarkan pembelaan ketiga terdakwa, yang dilanjutkan dengan adanya konfrontir keterangan terdakwa dengan korban.
Rosli Ismail, pengacara yang disewa untuk mendampingi korban perkosaan, SM, menjelaskan bahwa alasan lain dari penundaan sidang adalah karena ketiga terdakwa baru mengangkat pengacara. Jaksa penuntut umum juga belum menyerahkan beberapa dokumen yang akan digunakan untuk mengajukan tuntutan.
Sementara itu, para wartawan Indonesia dan Malaysia yang berniat mengambil gambar wajah para terdakwa harus kecewa karena ketatnya penjagaan polisi. Tak seperti terdakwa biasa, ketiga polisi tersebut dibawa melalui pintu khusus sehingga tak satupun wartawan yang bisa mengambil foto wajahnya.
Masrur (Kuala Lumpur)
