Buruh Tanggapi Dingin Soal Jaminan Kesehatan  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 12 Desember 2012 20:06 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Karya Utama AOS Koswara menyebutkan, pihaknya tak terkesan dengan kebijakan baru pemerintah soal jaminan kesehatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 Tahun 2012. Menurut Koswara, aturan baru hanya upaya pemerintah mengalihkan perhatian buruh dari isu lainnya.

"Aturan menteri bisa jadi hanya mengalihkan isu perburuhan lainnya, seperti outsourcing atau alih daya. Ini kan seolah-olah sejumlah hal yang kami permasalahkan, diimbangi aturan soal subsidi pekerja," kata Koswara saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Desember 2012.

Seharusnya, kata Koswara, pemerintah tidak menetapkan plafon layanan kesehatan untuk buruh. Pemerintah juga diharapkan membuka ruang untuk pekerja kontrak dan alih daya untuk bisa mengakses layanan kesehatan. "Bukan sekadar angka yang dibutuhkan buruh, tapi bagaimana buruh informal juga bisa mengakses layanan tersebut," ujarnya.

Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dita Indah Sari sebelumnya mengatakan, para pekerja bisa menikmati program baru layanan pemeliharaan kesehatan akibat kenaikan upah minimum. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 Tahun 2012, ada fasilitas manfaat baru bagi pekerja.

Fasilitas baru itu berupa berupa tindakan operasi jantung maksimal 80 juta per tahun, penyembuhan kanker 35 juta per tahun, transplantasi organ 50 jutaper tahun, cuci darah 700 ribu tiap kunjungan dengan maksimal tiga kali seminggu dan pengobatan HIV/AIDS senilai 20 juta setahun. Menurut Dita, jumlah tersebut adalah nilai yang akan ditanggung oleh PT Jamsostek sebagai Badan Penyelenggara.

Sebelumnya, tanggungan penyakit kritis ini belum tersedia diakibatkan rendahnya upah minimum sebagai dasar perhitungan iuran. Selain itu, seluruh perawatan adalah standar kelas II di rumah sakit umum pertama atau rumah sakit umum daerah. "Ini juga berlaku bagi istri atau suami dan sampai anak ketiga," kata Dita.

Program-program lama pun meningkat nominalnya. Misalnya, rawat inap di unit gawat darurat sekarang sudah tidak terbatas waktunya, yang sebelumnya maksimal hanya 20 hari. Biaya prothese atau tiruan gigi meningkat dari 400 ribu menjadi 1 juta, prothese tangan dan kaki masing2 dari 350 ribu menjadi 1 juta, juga alat bantu dengar, kehamilan, kacamata dan lain sebaginya.

Dijelaskan Dita, melalui peraturan tersebut adalah pekerja bisa mendaftarkan dirinya sendiri sebagai peserta Jamsostek, apabila pengusaha nyata-nyata telah lalai mengikutsertakan mereka. Kementerian berharap dengan ini semakin banyak lagi pekerja di sektor formal yang menikmati manfaat Jamsostek.

ISMA SAVITRI | SUNDARI

Berita terkait

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

8 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

13 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

21 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

38 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

59 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

8 Maret 2024

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya