TEMPO.CO, Denpasar - Kementerian Kesejahteraan Sosial menyatakan setidaknya 4,5 juta anak Indonesia hidup telantar. "Paling banyak ada di Pulau Jawa karena penduduk terbanyak memang di Jawa," kata Menteri Sosial Salim Segal Al Jufri di Denpasar, Selasa, 11 Desember 2012.
Menurut Salim, yang termasuk kategori anak-anak telantar itu bukan hanya mereka yang menggelandang di jalanan. Mereka umumnya bahkan tinggal dengan orang tuanya, namun serba kekurangan sehingga mengalami tumbuh kembang tidak sehat.
Mayoritas mereka tinggal di rumah tidak layak huni, mengalami eksploitasi dari orang tua, dan tidak dapat bersekolah. Sayangnya, kemampuan Kementerian Sosial untuk menangani anak-anak telantar itu maksimal hanya 200 ribu orang.
Karena itu, Salim berharap, pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten berinisiatif menyediakan anggaran sosial yang lebih besar. Di samping memperbaiki kualitas rumah, lingkungan, dan bantuan sekolah, perlu juga disediakan tenaga profesional di bidang sosial.
Bantuan pemerintah pusat untuk anak-anak telantar ini lebih bersifat stimulan. Selanjutnya adalah tugas pemerintah daerah untuk meneruskannya. Tahun ini, Kementerian mendapat anggaran Rp 4,5 triliun untuk mengatasi penyandang masalah kesejahteraan sosial. Namun hanya sebagian kecil yang dialokasikan untuk anak-anak terlantar.
Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
35 hari lalu
Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.