Diperiksa Polisi, Bupati Aceng Tak Pimpin Apel PNS

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 10 Desember 2012 09:40 WIB

Aceng dan Shinta. tvone.tv

TEMPO.CO, Garut - Bupati Garut, Jawa Barat, Aceng H.M. Fikri batal memimpin apel gabungan yang dilaksanakan setiap Senin pagi di lapangan upacara sekretariat daerah. Padahal sebelumnya, Aceng telah mengagendakan untuk memimpin upacara yang dihadiri para pegawai lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut itu. Apel gabungan pun dipimpin Wakil Bupati Garut Agus Hamdani.

Pengacara Bupati Aceng, Ujang Sujai, mengatakan, batalnya Aceng menghadiri upacara itu karena memenuhi panggilan penyidik Kepolisian Daerah Jawa Barat dalam kasus dugaan penipuan dan pemerasan yang dilaporkan Asep Rahmat Kurnia Jaya sebesar US$ 25 ribu. "Beliau (Bupati Aceng) lebih mendahulukan panggilan Polda. Sekarang sedang diperiksa," ujar Ujang kepada Tempo, Senin, 10 Desember 2012.

Aceng mangkir dari panggilan polisi pada Jumat kemarin karena alasan sakit. Polisi memeriksa Aceng sebagai saksi. Menurut Ujang, Aceng mendatangi Mapolda Jawa Barat pada pukul 07.00. Dalam pemeriksaan ini, Aceng akan membeberkan kasus tersebut. Bahkan pihaknya pun akan menyerahkan bukti berupa kuitansi pengembalian uang.

Sebelumnya, pada Mei lalu, Asep Kurnia Jaya melaporkan Bupati Aceng karena merasa ditipu pada pemilihan wakil bupati. Asep merupakan salah satu calon yang gagal menggantikan Dicky Chandra menduduki kursi Wakil Bupati Garut.

Bekas calon wakil bupati ini mengaku bahwa dirinya pernah dimintai uang oleh Bupati Aceng sebesar Rp 1,4 miliar. Bahkan dia pun telah menyetorkan uang sebagai jaminan sebesar US$ 25 ribu atau sekitar Rp 230 juta di rumah pribadi Bupati Aceng H.M. Fikri, di daerah Copong, Kecamatan Garut Kota.

Uang itu sebagai jaminan untuk memuluskan Asep sebagai wakil bupati. Namun, Aceng malah memilih calon lain tanpa memberikan alasan yang jelas. Selain itu, uang yang diberikan Asep pun tak kunjung kembali. Padahal Asep telah meminta Aceng untuk mengembalikannya.

Sebelumnya, Asep Maher mengaku pernah menerima uang dari Asep Kurnia Jaya sebesar US$ 250 ribu dolar atau sekitar Rp 230 juta. Uang itu disaksikan dan diberikan di rumah pribadi Bupati Aceng H.M. Fikri di daerah Copong, Kecamatan Garut Kota.

Asep berdalih, uang itu digunakan untuk biaya atau cost politik dalam rangka pemilihan wakil bupati. Di antaranya digunakan untuk menjalin komunikasi dan melobi partai politik, terutama yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. "Uangnya sudah habis, tidak ada sepeser pun yang diterima oleh Pak Bupati," ujarnya saat jumpa pers beberapa waktu lalu.

SIGIT ZULMUNIR

Berita terpopuler lainnya:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir
Apa Untungnya Kalau Rhoma Irama Jadi Presiden

Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah

Jasad Perawat Kate Middleton Akan Dibawa ke India

Abraham Sebut Andi Mallarangeng Kesatria Bugis

Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

38 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

41 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

43 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

44 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

46 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

57 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya