Sjafrie Pastikan Order Alutsista TNI ke PT Pindad

Reporter

Editor

Eni Saeni

Kamis, 29 November 2012 19:16 WIB

Wakil Menteri Pertahanan Sjafri Sjamsoeddin, dan Dirut PT. Dirgantara Indonesia Budi Santoso melihat kokpit helikopter Super Puma NAS 332 di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/11). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia tengah diminta untuk memproduksi alutsista kebutuhan TNI. Pindad, misalnya, menyiapkan amunisi bagi TNI, sedangkan PT Dirgantara Indonesia memasok helikopter dan pesawat angkut militer. "Kontrak yang sudah ditangani oleh PT Pindad hingga 2013 senilai Rp 2 triliun," kata Sjafrie saat berkunjung ke PT DI, di Bandung, Kamis, 29 November 2012.

Menurut Sjafrie, kunjungannya bersama sejumlah pejabat lintas kementerian ke PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad mengatasnamakan High Level Committee untuk mengecek kesiapan BUMN itu. "Ini kunjungan pemerintah untuk menginspeksi kesiapan produksi dalam rangka mendukung modernisasi peralatan militer dengan target strategis 2014," kata dia.

High Level Committee, yang beranggotakan sejumlah kementerian dan lembaga negara, di antaranya Kementerian Keuangan, Kementerian Pertahanan, Bappenas, serta BPKP, tengah menyisir seluruh proses modernisasi alutsista. Dari pembiayaan, pengadaan, hingga mekanisme pengawasan, agar tenggat modernisasi alutsista 2014 tercapai.

Sjafrie mengatakan, skema pembiayaan pembelian alutsista secara bertahap. Sebab, mekanisme pembiayaan dalam APBN, jika tidak digunakan skema multi-years akan menyulitkan pembelian alutsista.

Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia Supra Dekanto mengatakan, perusahaannya mendapat order membuat helikopter dan pesawat angkut TNI. Nilai kontrak seluruhnya hingga 2016 sebesar Rp 8 triliun. "Ada kontrak yang sudah efektif, ada yang belum," ujar kata dia.

Menurut dia, sejumlah kontrak yang sudah dijanjikan hingga 2016 mendatang, masih menunggu kepastian pembiayaannya. "Istilahnya non-effective contract," ujar Supra.

Saat ini, PT Dirgantara Indonesia tengah merampungkan produksi tiga unit CN235 spesifikasi Maritim Patrol untuk TNI Angkatan Laut, 1 unit C212-200 pesanan TNI Angkatan Udara, serta 1 unit helikopter Bel 412-EP pesanan TNI Angkatan Darat. "Pesanan yang menjadi bagian dari kontrak pemenuhan modernisasi alutsista itu dijadwalkan rampung mulai akhir tahun ini hingga tahun depan," kata Supra.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya