Wiranto Bantah Sebarkan Uang Palsu

Reporter

Editor

Rabu, 30 Juni 2004 14:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menyusul isu penyebaran stiker berisi uang palsu pecahan Rp. 20.000, Rabu (30/6), tim kampanye calon presiden Wiranto-Salahuddin Wahid membantah isu tersebut. "Stiker palsu Wiranto-Wahid yang didalamnya terdapat uang palsu pecahan Rp. 20.000 dibuat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin menfitnah bahkan mencemarkan nama baik pasangan capres dan cawapres Wiranto-Wahid," ujar Wakil Ketua Tim Hukum dan Advokasi Wiranto, Yan Juanda Saputra kepada wartawan pada saat jumpa pers di Gedung DPP Golkar Jakarta, Rabu (30/6).Seperti diketahui sebelumnya, isu itu berasal dari pemberitaan media yaitu di Koran 5, edisi hari Jumat tanggal 25 Juni 2004. Sesuai dengan gambar yang dimuat di headline koran tersebut ada stiker Wiranto-Wahid yang dibelakangnya disisipkan uang palsu Rp. 20.000. Mengenai hal ini Yan menegaskan stiker tersebut berbeda dengan stiker resmi yang dikeluarkan oleh Tim Kampanye Wiranto.Perbedaan yang mencolok adalah dari warna dasar stiker. Stiker resmi pasangan capres dan cawapres Wiranto-Wahid adalah kuning kehijau-hijauan sedangkan stiker yang ada di headline berwarna dasar merah, putih dan hitam. Perbedaan lainnya, stiker resmi hanya bertuliskan Wiranto-Wahid, sedangkan stiker palsu bertuliskan Wiranto-Salahuddin Wahid. "Lagi pula stiker resmi, tembus pandang (transparan) sehingga tidak mungkin diselipkan uang atau lainnya," ujar Yan. Lebih lanjut, tim hukum dan advokasi Wiranto akan meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) dapat mengambil tindakan tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Yan, uang palsu merupakan tindakan kriminal, mereka akan meminta pihak kepolisian untuk dapat mengusut tuntas siapa-siapa yang membuat dan mengedarkan uang palsu tersebut. Ditanya mengenai kecurigaan tim kampaye terhadap pelaku, Yan mengaku bahwa hal tersebut bukan merupakan kewenangan mereka untuk menjelaskan ke publik. "Biar pihak kepolisian yang menyampaikan hasil temuannya ke publik," kata Yan lagi. Ketika didesak lebih lanjut, apa ada kecurigaan yang mengarah ke lawan politik tertentu mengingat karena simbol warna dasar yang ada pada stiker palsu identik dengan warna PDI-Perjuangan. Yan berkomentar, pihaknya tidak pernah berpikiran seperti itu. "Bukan tidak mungkin ada pihak ketiga yang mencoba mengadu domba kita," katanya. Yan juga menilai black campaign terhadap Wiranto merupakan kecemburuan terhadap pasangan ini karena, mereka memiliki modal masyarakat yang cukup kuat. Rina Rachmawati Tempo News Room

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

52 menit lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

44 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

29 Februari 2024

SBY Termasuk Anggota Dewan Kehormatan Perwira yang Mengadili Prabowo dalam Kasus Penculikan Aktivis 1998

Prabowo dapat gelar Jenderal TNI Kehormatan dari Jokowi. Pada 1998, Dewan Kehormatan Perwira memberhentikannya dari TNI, SBY salah satu anggotanya.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Didampingi Wiranto Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Timur

28 Februari 2024

Jokowi Didampingi Wiranto Lakukan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Timur

Presiden Jokowi lepas landas dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, sekitar pukul 13.00 WIB menuju Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

SBY dan Luhut Pernah Jadi Menko Polhukam, Terakhir Hadi Tjahjanto Gantikan Mahfud Md di Kabinet Jokowi

21 Februari 2024

SBY dan Luhut Pernah Jadi Menko Polhukam, Terakhir Hadi Tjahjanto Gantikan Mahfud Md di Kabinet Jokowi

Jokowi melantik Hadi Tjahjanto sebagai Menko Polhukam menggantikan Mahfud Md. Berikut Menko Polhukam sejak era reformasi, termasuk SBY dan Wiranto.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya