Kalla: Indonesia Terancam Pakai Hukum Rimba

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 15 November 2012 13:38 WIB

Ketua PMI Jusuf Kalla. ANTARA/ M. Luthfi Rahman

TEMPO.CO, Depok - Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengaku gerah melihat aparat keamanan yang tidak tegas dalam melerai peristiwa kerusuhan. Sering kali polisi hanya menjadi penonton ketika masyarakat mulai brutal dan saling menghancurkan karena dianggap takut melanggar hak asasi manusia.

"Kalau ditanya kenapa tidak bertindak, polisi akan menjawab takut melanggar hak asasi. Kalau begitu pelajari lagi hak asasi," katanya usai memberikan kuliah umum bertema Konflik dan Konsolidasi Demokrasi Indonesia di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu, 14 November 2012.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini menegaskan, jika memang alasannya hak asasi, maka para polisi harus belajar kembali undang-undang tentang hak asasi manusia. Dari sepuluh hak dalam undang-undang itu, sebuah pasal menegaskan kewenangan aparat keamanan melindungi hak orang lain.

"Pasal J menerangkan, semua orang memiliki kewajiban menghargai hak orang lain sesuai hukum," katanya. Saat ini perilaku masyarakat semakin melenceng dari asas demokrasi Indonesia. Masyarakat sering main hakim sendiri jika ada sebuah permasalahan.

Itu akibat pemerintah tidak mampu memutuskan sesuatu secara demokratis sehingga rakyat mengambil keputusan sendiri. Kalau ada masalah, kata Kalla, menyerang kantor camat, kantor bupati. "Kalau polisi melarang, polisi akan diserang," katanya.

Polisi sebagai aparat keamanan akhirnya menjadi penonton. Padahal, tangan personel itu dilengakapi senjata. Kondisi seperti ini yang membuat Kalla gerah. "Kalau ada yang bakar tangkap saja, tembak," katanya. Sebab, perbuatan itu (bakar) melanggar HAM. "Untuk apa senjata dibeli kalau bukan untuk menembak."

Namun, Kalla mengimbau polisi tidak keterlaluan menembak sampai orang meninggal. "Tembak kakinya, ke atas (udara), atau apalah," katanya. Pasalnya, jika aparat dan pemerintah tidak mampu menangani kerusuhan, Indonesia akan berada dalam hukum rimba. "Maka terjadilah hukum rimba di Indonesia."

Kalla mencatat, sejak permulaan era Reformasi hingga saat ini ada sebanyak 15 konflik besar di Indonesia. Di antaranya, Poso, Ambon, dan Lampung. Sepuluh konflik di antaranya dikarenakan masyarakat kecewa terhadap pemerintah.

ILHAM TIRTA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

21 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

22 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

22 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

40 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya