Sejumlah pemuda melepaskan balon ke udara sebagai simbol persatuan dan kesatuan di Solo Car Free Day, Minggu (28/10). TEMPO/Andry Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Tari Lenggasor massal memeriahkan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-84 tingkat Provinsi Jawa Tengah. Peringatan yang dihadiri Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo ini dipusatkan di alun-alun Purbalingga, Ahad, 28 Oktober 2012.
Lenggasor biasanya ditarikan oleh enam orang tapi kali ini oleh 75 orang. "Tarian Lenggasor merupakan tarian baru bergaya Banyumasan karya pekerja seni tari dari Purbalingga," kata Seksi Publikasi Panitia Sumpah Pemuda Jawa Tengah, Prayitno.
Tarian ini diciptakan oleh Susi Hanan Fadillah, pemilik Sanggar tari Wisanggeni Purbalingga. Lenggasor merupakan pengembangan dari gerakan-gerakan tari pertunjukan rakyat yang telah berkembang sejak lama di Purbalingga. Awalnya, pertunjukan Tari Lenggasor dimainkan saat masyarakat pedesaan, yang umumnya petani, selesai panen raya.
Ia mengatakan, Lenggasor berasal dari kata lenggah,yang artinya duduk, dan sor atau ngisor, yang berarti bawah. Jadi Lenggasor bermakna duduk di bawah untuk memanjatkan doa mohon keselamatan dan terima kasih atas karunia dan rezeki.
Sebagai wujud kegembiraan, tari Lenggasor dipenuhi gerakan-gerakan jenaka dan riang. "Tarian ini terdiri dari dua segmen. Pertama menggambarkan ungkapan syukur karena panen padinya berhasil dan diakhiri dengan Tari Gagahan tanda masa panen raya telah berakhir dan para petani siap kembali menggarap sawahnya," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam sambutan meminta pemuda kembali menghayati dan mengamalkan Pancasila yang mulai luntur. "Itu jati diri kita sebagai bangsa," katanya.
Telkomsel Semangat Indonesia: Inspirasi untuk Berkontribusi
28 Oktober 2023
Telkomsel Semangat Indonesia: Inspirasi untuk Berkontribusi
Telkomsel Semangat Indonesia" lebih dari sebuah manifesto, hal ini juga menjadi langkah nyata dari komitmen Telkomsel untuk konsisten berkontribusi bagi bangsa dan negara