KPK Belum Bisa Temukan Aliran Dana Hambalang  

Reporter

Sabtu, 20 Oktober 2012 14:28 WIB

Bangunan wisma putri dan putra junior di kawasan proyek Pusat Pendidikan, Pengembangan, dan Sekolah Olah Raga Nasional, Hambalang, Bogor, (30/5). Menpora memerintahkan penghentian sementara proyek pembangunan pusat olahraga senilai Rp1,2 triliun khususnya di lokasi amblesnya gedung tersebut. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi S.P., mengatakan, lembaganya masih terus menyelidiki aliran dana proyek stadion olahraga di Bukit Hambalang. Menurut dia, sampai saat ini KPK belum menemukan aliran dana Hambalang seperti yang diungkapkan oleh anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Taufi. "Soal aliran dana Hambalang, masih dalam penyelidikan. Laporan BPK itu belum kami terima," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 20 Oktober 2012.

Anggota BPK, Taufiequrachman Ruki, mengatakan, uang muka proyek Hambalang mengalir ke mana-mana. Namun ia enggan menjelaskan aliran dana ini melanggar aturan atau tidak. Dia juga enggan menyebutkan para penerima aliran dana ini.

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin mengatakan, aliran dana Hambalang mengalir ke sejumlah politikus Senayan. Nilainya mencapai Rp 25 miliar. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng juga disebut menerima aliran dana proyek ini sebesar Rp 5 miliar. Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, menurut Nazar, juga kecipratan anggaran sport centre ini senilai Rp 50 miliar.

Nazaruddin menuding uang itu digunakan untuk pemenangan Anas di Kongres Partai Demokrat 2010 lalu. Baik Anas maupun Andi membantah menerima duit dari proyek Hambalang ini.

KPK baru menetapkan mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar. Deddy dianggap menyalahgunakan kewenangannya sebagai pejabat pembuat komitmen pada proyek ini. Deddy juga dituding menyebabkan kerugian negara dan menguntungkan pihak lain.

Johan mengatakan, KPK sampai saat ini masih terus memvalidasi ucapan M. Nazaruddin itu. Menurut dia, sejumlah orang sudah diperiksa. Pekan lalu, KPK memeriksa staf keuangan Fraksi Partai Demokrat, Eva, serta Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat. "Banyak, ada yang dari partai, ada dari Kemenpora, ada juga dari Adhi Karya," katanya.

FEBRIYAN

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

18 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

21 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

23 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 hari lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya