Pedagang menjajakan kaos bergambar wajah Aburizal Bakrie dalam pembukaan Rapimnas 3 Golkar di Hotel Aston, Bogor, Jawa Barat, Jumat 29 Juni 2012. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden pada pemilihan presiden tahun 2014 tampaknya tak bisa diganggu gugat lagi. Partai Golongan Karya menegaskan tidak akan mengevaluasi pencalonan Ketua Umum Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden.
Partai Golkar menutup semua pintu evaluasi karena dinilai akan mengganggu persiapan partai menghadapi Pemilu 2014. "Agak sulit melakukan evaluasi pada Juni 2013," kata Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar Indra Jaya Piliang di kompleks parlemen, Senayan, Jumat, 19 Oktober 2012.
Sebelumnya, desakan untuk mengevaluasi pencalonan Ical disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung. Alasannya, perlu waktu selama setahun untuk melihat secara obyektif pertumbuhan tingkat keterpilihan Ical di mata publik.
Menurut Indra, pada pertengahan tahun 2013, partai politik sudah disibukkan dengan berbagai agenda menuju Pemilu 2014. Pertengahan tahun depan disebut sebagai waktu dan agenda penting setiap partai politik dalam menghadapi pemilu.
Indra menerangkan, Partai Golkar akan melihat elektabilitas Ical berdasarkan hasil survei dan popularitas di media massa. "Bisa tenggelam kapalnya kalau nakhoda dievaluasi," kata dia.
Indra menyatakan, pencalonan Ical sengaja dilakukan jauh-jauh hari karena berkaca pada pengalaman Pemilu 2009 lalu. Dia menegaskan, lamanya durasi antara waktu penetapan dan pemilihan membuat Partai Golkar bisa menghadapi pemilu dengan lebih baik.
Dia menegaskan, tugas kader Partai Golkar adalah menyelaraskan elektabilitas partai dengan elektabilitas Ical. "Elektabilitas ini kami kombinasikan agar ada perkawinan antara partai dan figur," kata dia.
Indra membantah ada dinamika internal yang menginginkan pencapresan Ical dievaluasi. Menurut dia, kondisi yang terjadi, kader-kader Partai Golkar menghendaki agar Ical tidak hanya berkeliling di seputaran Jawa. Sejumlah kader di luar Jawa ingin Ical juga berkunjung ke daerah lain, seperti Sumatera dan Papua. "Internal ingin cepat-cepat kerja," kata dia.