Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak warga Syiah, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). ANTARA/Saiful Bahri
TEMPO.CO , Jakarta: Setelah tawaran terakhir untuk menempati hunian sementara ditolak, pemerintah hingga saat ini belum memiliki konsep baru yang akan ditawarkan bagi pengungsi Syiah Sampang. "Kita sudah tawarkan empat opsi. Semua ditolak ya sudah," kata Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Jawa Timur, Edi Purwinarto, Rabu 17 Oktober 2012.
Meski begitu, pemerintah berharap pengungsi secepatnya merumuskan keinginan mereka untuk secepatnya bisa meninggalkan lokasi pengungsian di Gelora Olahraga Sampang.
Empat opsi yang telah ditawarkan adalah untuk memindahkan sementara ke rumah susun di kawasan Pasar Induk Puspa Agro Sidoarjo. Lantas mengusulkan pemindahan ke kawasan perumahan di Camplong Sampang. Selain itu, pemerintah juga sempat menawarkan opsi untuk menempati sebuah kawasan seluas tiga hektare.
"Terakhir kita usulkan Huntara, dan ditolak juga," kata Edi.
Pengungsi, kata dia, menginginkan tetap kembali ke rumah mereka. Namun belum adanya jaminan keamanan membuat pemerintah saat ini belum mengizinkan pengungsi untuk kembali ke rumahnya.
Pemerintah sendiri, berharap pengungsi pindah sementara ke Huntara sambil menunggu proses mediasi yang saat ini dilakukan aparat dan ulama dengan warga sekitar.
Pada 26 Agustus lalu, bentrokan terjadi di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Omben, Sampang, Madura, Jawa Timur. Aksi kekerasan itu menimbulkan dua korban jiwa, sejumlah orang terluka, dan 35 rumah warga dibakar. Akibatnya, korban mengungsi.