TEMPO.CO, Makassar - Setelah Brigadir Sudirman hilang, pihak keluarga di Kabupaten Takalar baru mengetahui kabarnya tiga hari kemudian. Kala itu, istri Sudirman, Sitti Rabiah, terlambat memberi kabar lantaran khawatir keluarga panik. Setelah mendapat informasi, ibu korban langsung bergegas minta diterbangkan ke Poso. "Satu hari setelah dapat kabar, ibu dan mertua almarhum langsung ke sana," kata Nurhayati, adik korban, saat ditemui di rumahnya di Takalar, Rabu, 17 Oktober 2012.
Adapun informasi kepergian sang kakak pun dia terima kemarin, Selasa, 16 Oktober sekitar pukul 19.30 Wita. Serasa tidak percaya, ia hanya bisa meratapi kepergian kakaknya. Sudirman meninggalkan seorang istri bernama Sitti Rabiah, 29 tahun, dan dua orang anak, Nadiah Sifa Maharani, 7 tahun, dan Naurah Al Maghfirah, 4 tahun.
Satu-satunya pertanda sebelum kepergian Sudirman datang dari anak pertamanya, Nadiah. Sekitar tiga hari setelah ayahnya menghilang, putri berusia tiga tahun ini bermimpi bertemu sang ayah. "Ibunya bilang dalam mimpi, Sudirman selamat, tapi ada luka pada bagian kaki," ujar dia.
Nurhayati menuturkan, istri korban juga menceritakan ihwal kepergian Sudirman sebelum dinyatakan hilang kontak pada 8 Oktober. Sang kakak pamit ke istri untuk melakukan penyelidikan, sekaligus mendatangi acara akikah seorang rekannya. Ia pergi bersama rekannya yang juga ditemukan tewas, Briptu Andi Safa.
Sebelum pergi, Sudirman kepada istrinya mengatakan tidak akan menginap. Kalaupun terpaksa menginap, ia pasti memberi kabar. Namun, hingga keesokan hari, tak ada balasan komunikasi dari almarhum.
Sudirman diketahuinya memang dikenal sebagai polisi spesialis kasus bentrok dan aksi teror. Saat ia pertama kali bertugas di Poso, kondisi daerah di sana pun belum stabil. "Masih sering terjadi pembakaran," kata sang adik.
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Komisaris Besar Chevy A Sopari, mengatakan kepergian dua polisi asal Sulawesi Selatan yang tewas di Poso merupakan kehilangan besar bagi korps Polri. Kepolisian tentu akan berupaya mengungkap pelaku pembunuhan. Bukan hanya demi keadilan bagi keluarga, namun juga untuk menjaga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Terkait:
Nihil, Pencarian Polisi Pemburu Teroris di Poso
Protes TV, Rohani Islam Bantah Jadi Teroris Muda
Antisipasi Teroris, Depok Mendata Penghuni Kontrakan
Sekolah Teroris di Sentul Bukan Guantanamo Bay
Antisipasi Teroris, Polres Tangerang Gelar Operasi