Federasi Guru Protes Penambahan Jam Belajar Siswa

Reporter

Senin, 15 Oktober 2012 13:42 WIB

Sekolah Darurat Kartini. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Guntur Ismail menyatakan tak sepakat dengan kebijakan pemerintah menambah jam belajar siswa. Menurut sia, langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu akan merugikan siswa.

Guntur menilai kebijakan Kementerian bakal menutup peluang siswa mengembangkan diri melalui proses belajar nonakademis. "Apalagi, konsep belajar-mengajar kontemporer tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa," ujarnya, Senin, 15 Oktober 2012.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 menyebut standar proses pembelajaran mesti menyenangkan, dialogis, dan interaktif. FSGI mengamati siswa yang unggul dalam pembelajaran adalah mereka yang aktif, hobi membaca, dan bisa mengelola waktunya dengan baik.

Pengelolaan waktu itu, kata Guntur, salah satunya dengan menambah jam belajar di luar sekolah dengan cara yang disukai siswa. Misalnya dengan belajar mandiri, belajar kelompok, les pribadi, maupun mengikuti lembaga bimbingan belajar.

Rencana Kementerian menambah jam sekolah ditakutkan akan kontraproduktif terhadap pembelajaran. "Hal itu justru mengekang emosi siswa yang suatu waktu bisa menjadi ledakan emosi yang luar biasa. Rencana itu tak ubahnya upaya pengurungan," ujar Guntur.

Kebijakan Kementerian juga dipandang akan menghasilkan ekses negatif. Siswa diperkirakan tak akan punya waktu yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Tak hanya itu, daya baca siswa juga menurun karena kelelahan menjalani sekolah reguler.

Kebijakan itu juga bakal mengurangi interaksi anak dengan lingkungan sosialnya. Dengan jam sekolah yang panjang, siswa diperkirakan baru akan tiba di rumah setelah pukul 19.00 WIB. "Dia tidak ada waktu berinteraksi dengan orang tua. Akibatnya, dia bisa jadi anak yang sulit dikendalikan," kata Guntur.

Pemerintah berencana menambah jam belajar siswa sebagai bagian dari revisi kurikulum yang ditargetkan rampung Februari tahun depan. Menteri Pendidikan Muhammad Nuh menyebut kebijakan itu diambil salah satunya karena kondisi sosial masyarakat sudah berubah.

Selama ini banyak orang tua masih bekerja saat anak pulang sekolah. Akibatnya, kontrol terhadap anak mengendur. Tambahan jam belajar siswa di sekolah nantinya diberlakukan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Tambahan jam akan dipakai untuk kegiatan ekstrakurikuler seperti olah raga, kegiatan keagamaan, maupun dialog antara siswa dan guru dengan tujuan menanamkan nilai-nilai.

ISMA SAVITRI

Berita terkait

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

9 September 2013

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

7 September 2013

Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

7 September 2013

Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

6 September 2013

Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

6 September 2013

Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

6 September 2013

KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.

Baca Selengkapnya

Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

6 September 2013

Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.

Baca Selengkapnya

Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

5 September 2013

Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya

Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

5 September 2013

Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'

Baca Selengkapnya

Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

4 September 2013

Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.

Baca Selengkapnya