Tokoh Agama: Pilih Presiden Bebas Korupsi dan Diskriminasi

Reporter

Editor

Jumat, 11 Juni 2004 14:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Gerakan Penegak Moral Bangsa menyerukan kepada pemilih Indonesia pada saat Pemilu 5 Juli mendatang memilih calon pemimpin bangsa yang demokratis, bebas korupsi dan diskriminasi. Pernyataan itu diungkapkan saat konferensi pers Gerakan Penegak Moral Bangsa di Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (11/6). Konferensi pers tersebut dihadiri tokoh-tokoh agama seperti Syafi'i Ma'arif (Muhammadiyah), Julius Kardinal Darmaadmadja (KWI), KH Masdar Farid Masudi (PBNU), Pendeta Andreas Yewangoe (PGI) yang diwakili sekretarisnya, Budi Santoso (Matakin)/Konghucu, Jati Kusumah (dari kepercayaan), Djohan Effendi (ICRP), Nurcholish Madjid (intelektual muslim), HS Dillon (intelektual sikh). Para tokoh agama tersebut menyatakan tiga kriteria bagi calon pemimpin Indonesia, yaitu harus memiliki komitmen dalam menegakkan hak-hak asasi manusia dan menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lampau, pemberantasan korupsi, serta penghargaan terhadap demokrasi yang didasarkan pada hukum. Syafi'i menyatakan, seruan ini berangkat dari keprihatinan yang sangat dalam pada kondisi Indonesia menjelang pemilu ini, walaupun pada dasarnya dia bangga dengan prosedur demokrasi pada pemilu legislatif lalu yang sudah berjalan baik, meskipun hasilnya belum terlalu memuaskan. Syafi'i mengharapkan dengan gerakan ini para calon pemimpin Indonesia akan mendengarkan seluruh aspirasi dan kepentingan rakyat. Sementara Julius Kardinal menyatakan bahwa pernyataan itu ditujukan bagi para calon pemimpin bangsa agar setelah menjadi pemimpin mementingkan kepentingan rakyat. "Pemimpin negara harus seorang yang negarawan. Kalau pemimpin negara bukan seorang negarawan, maka dia akan mementingkan diri sendiri/partainya dan tidak mementingkan rakyat," kata Julius. Julius juga beranggapan jika diskriminasi terjadi di Indonesia, maka hal ini akan menjadi malapetaka bagi Indonesia. Sementara itu, Nurcholish Madjid menyampaikan keprihatinannya akan kondisi bangsa Indonesia. "Kita menghadapi kemungkinan bahwa kita akan memiliki calon presiden yang mempunyai kekurangan. Untuk itu kita fokuskan pada dua hal, yaitu anti korupsi dan diskriminasi," katanya. Menurut Nurcholish, seorang pemimpin Indonesia harus memiliki kelayakan moral. Ia juga yakin dengan kebebasan pers sekarang ini, Indonesia akan menjadi baik dengan kontrol bersama-sama. "Saya yakin dengan pers yang bebas maka Indonesia akan menjadi baik, tentunya dengan kontrol ramai-ramai," katanya. Khairunnisa - Tempo News Room

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

10 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

10 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

21 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

24 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya