TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menilai perseturuan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri adalah bentuk dari tidak berfungsinya kepemimpinan di tingkat nasional.
"Saya yang menandatangani KPK, dan adalah gambaran nyata betapa tidak berfungsinya kepemimpinan nasional dan rendahnya kapasitas untuk memimpin," kata Ketua Umum PDI Perjuangan itu ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P di Surabaya, Jumat, 12 Oktober 2012.
Alih-alih terwujudnya prinsip check and balance, lanjut Mega, PDI-P malah menemukan kecenderungan saling melemahkan di antara lembaga-lembaga negara. Hal ini semakin diperburuk gaya kepemimmpinan nasional saat sekarang yang cenderung abai pada berbagai kekisruhan demi menjaga citra diri.
Padahal, negara yang berdaulat di bidang politik haruslah mampu mengatasi ketegangan dan disintegrasi antarlembaga negara. Karenanya, ketegangan yang sempat terjadi antara KPK dan Polri merupakan bukti dari ketidakseriusan pemimpin negara.
DPP PDI-P sendiri kini telah minta fraksinya untuk lebih berhati-hati dalam melakukan revisi setiap perundang-undangan yang ada, termasuk yang terkait undang-undang tentang KPK. Setiap revisi, kata Mega, haruslah disesuaikan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
FATKHURROHMAN TAUFIQ | DAVID PRIYASIDARTA
Berita terpopuler lainnya:
Ditanya Soal Anas, Angie Sesenggukan
Politikus PKS Tanyakan Duit Saweran Gedung KPK
DPR Akhirnya Loloskan Anggaran Gedung KPK
Berita terkait
BW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut
6 Agustus 2021
KPK menolak menjalankan tindakan korektif yang diberikan Ombudsman perihal alih status pegawai.
Baca SelengkapnyaGerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader
11 Agustus 2020
Sejumlah kader Gerindra meminta Prabowo kembali maju sebagai capres 2014, sedangkan PDIP masih melakukan kaderisasi dan pematangan calon pemimpin.
Baca SelengkapnyaDeputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK
4 Mei 2019
Dia mengatakan tak pernah diperiksa oleh Direktorat Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK.
Baca SelengkapnyaCara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati
23 Januari 2019
Jokowi mengucapkan selamat kepada Megawati yang berulang tahun ke-72. Tapi Jokowi menghindari menyebut angka 2.
Baca SelengkapnyaCatatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW
18 Oktober 2018
ICW merilis data mengenai 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.
Baca SelengkapnyaTanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti
18 Oktober 2018
ICW merilis data 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.
Baca SelengkapnyaICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK
17 Oktober 2018
ICW menyebut ada 19 pelanggaran kode etik di internal KPK para periode 2010-2018.
Baca SelengkapnyaMegawati: Tanah Air Kita Sangat Kaya, Indonesia Punya Semuanya
16 Desember 2017
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan kekayaan Indonesia harus dilindungi. Megawati mengatakan Tanah Air kita sangat kaya.
Baca SelengkapnyaHadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan
26 Oktober 2017
Ada 42 kepala negara yang mengikuti rangkaian acara kremasi Raja Bhumibol di Thailand.
Baca SelengkapnyaMegawati Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol di Thailand
26 Oktober 2017
Megawati menghadiri acara kremasi Raja Bhumibol Adulyadej sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya