TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Pemberantasan Korupsi akan memeriksa pengakuan Yulianis, bekas Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, soal peran politikus Senayan dalam menggiring anggaran proyek bagi perusahaan milik M. Nazaruddin itu. ”Keterangan itu akan kami himpun, kami rangkai sejauh mana validitasnya,” ujar Wakil Ketua KPK Zulkarnain.
Yulianis, saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, 4 Oktober lalu, mengungkapkan bahwa perusahaannya memiliki relasi dengan sejumlah politikus Senayan. "Mereka membantu menggiring proyek sejak 2009, tapi ada juga yang baru 2010," kata Yulianis dalam persidangan terdakwa Angelina Sondakh tersebut.
Di antara politikus itu, kata Yulianis, adalah Azis Syamsuddin (Fraksi Golkar, Komisi Hukum DPR) untuk proyek di Kejaksaan Agung, politikus PDI Perjuangan Olly Dondokambey (bekas Wakil Ketua Badan Anggaran), politikus PKB Abdul Kadir Karding (bekas Komisi Agama, kini BUMN), dan politikus Golkar Zulkarnaen Djabar (Komisi Agama).
Azis, saat dimintai konfirmasi, hanya berujar, ”No comment. Tunggu saja perkembangannya.” Pihak Kejaksaan Agung pun enggan berkomentar soal Azis. “Karena tidak ada bukti,” kata Wakil Jaksa Agung Dharmono.
Karding belum bisa dimintai konfirmasi. Demikian juga Zulkarnaen, tersangka korupsi proyek Al-Quran. Olly pun tidak mengangkat telepon. Namun Olly, dalam wawancara pekan lalu, membantah jika dianggap bagian dari jaringan Grup Permai. ”Kapan saya ketemu Yulianis? Enggak ada. Cara menggiring (proyek) itu bagaimana?” ujarnya. ”Di DPR, kami bahas kebijakan, bukan proyek.”
FEBRIYAN | WAYAN AGUS P | FRANSISCO R | M. RIZKI | SUKMA
Jadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet
30 Agustus 2017
Jadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet
Wakil Gubernur DKI terpilih, Sandiaga Uno, tak tahu-menahu mengenai proyek pembangunan Wisma Atlet Palembang dan alat kesehatan RS Universitas Udayana.
Menurut Yulianis, setelah anak buah Nazaruddin ikut terseret kasus korupsi, KPK berjanji akan melakukan supervisi terhadap pengembangan kasus korupsi yang diduga melibatkan Nazaruddin.